Ilustrasi | Foto: CNN Indonesia
Home News Diancam Veteran, Doa Bersama Muslim Selandia Baru Batal
News

Diancam Veteran, Doa Bersama Muslim Selandia Baru Batal

Share
Share

CHRISTCHURCH (popularitas.com) – Sesi doa bersama secara Islam dalam rangka peringatan hari pahlawan Selandia Baru atau Hari Anzac pada 25 April mendatang dikabarkan batal karena ada ancaman kekerasan dari sejumlah veteran dan masyarakat.

Salah satu panitia acara sekaligus pengurus The Returned and Services Association (RSA) untuk wilayah Titahi Bay, Simon Strombon, mengatakan doa bersama itu direncanakan digelar untuk mendoakan korban penembakan massal di dua masjid Kota Christchurch pada 15 Maret lalu.

Awalnya, doa bersama itu akan masuk dalam rangkaian upacara militer Hari Anzac pada pukul 06.00 pagi waktu lokal.

Namun, sejumlah veteran menolak rencana itu lantaran menilai upacara ditujukan hanya untuk mengenang tentara Selandia Baru dan Australia yang tewas dalam perang.

Hari Anzac memang merupakan hari peringatan militer yang dirayakan Australia dan Selandia Baru untuk mengenang warga mereka yang gugur dalam seluruh perang sejak Perang Dunia I.

Akhirnya, doa bersama itu pun diundur menjadi pada pukul 10.00 pagi dalam bentuk peringatan sipil.

“Apa yang terjadi di Christchurch memang mengejutkan dan kita semua sepakat bahwa kejadian itu benar-benar salah dari segala hal. Saya percaya langkah-langkah tepat telah diambil untuk menyampaikan bahwa komunitas Muslim adalah bagian dari kita dan kita adalah bagian dari mereka,” kata salah seorang veteran Selandia Baru di Perang Vietnam, Dave Brown, seperti dikutip news.com.au.

“Hari Anzac digelar untuk mengenang semua orang yang pergi ke luar negeri dan melayani negara mereka baik yang selamat maupun yang tidak. Itulah signifikansi dan satu-satunya tujuan Hari Anzac digelar, dan saya rasa perayaan ini harus tetap berjalan seperti itu.”

Beberapa orang juga menganggap doa bersama itu menunjukkan langkah “yang benar-benar tidak menghargai budaya Selandia Baru.”

Sementara itu, Strombon, yang juga pernah ikut berperang di Afghanistan, mengaku terkejut setelah melihat beberapa komentar kecaman hingga ancaman di akun Facebook RSA Titahi Bay.

Komentar-komentar itu muncul setelah RSA Titahi Bay mengumumkan bahwa “komunitas Muslim akan menutup peringatan Hari Anzac tahun ini dengan doa dari Al Quran.”

Strombon juga mengaku menerima “beberapa surat elektronik yang tidak menyenangkan” terkait rencananya itu.

“Kami mengundang (imam Masjid Newlands) untuk memberikan sesuatu (seperti ceramah dan doa). Saya pikir ini lebih dari pantas untuk dilakukan mengingat keadaan baru-baru ini,” tutur Strombon.

“Saya menerima sejumlah surat dan email berisi kebencian yang sangat agresif melalui situs RSA Titahi Bay. Hal ini sangat disesalkan bagi saya karena saya pikir tentara Selandia Baru, terutama yang pernah beroperasi di lapangan, memiliki sensitivitas akan budaya dan kemampuan beradaptasi.”

Sebagai seorang mayor, Strombon pernah memimpin sebuah pasukan yang juga terdiri dari tentara-tentara Muslim. Ia mencatat lebih banyak korban tewas dalam teror di Christchurch daripada 37 tentara Selandia Baru yang tewas dalam Perang Vietnam.*

Sumber: CNN Indonesia

Share
Tulisan Terkait
News

Keluarga terlapor kasus pelecehan seksual di Labusel protes penetapan tersangka

POPULARITAS.COM – Budi Arman Siregar, warga Labuhanbatu Selatan, telah ditetapkan tersangka oleh...

News

Kopda Eri Dwi Priambodo, korban ledakan gudang amunisi di Garut dimakamkan secara militer di Temanggung

POPULARITAS.COM – Upacara kemiliteran dilangsungkan pada pemakaman Kopral Dua (Kopda) Eri Dwi...

News

Prabowo melayat ke rumah almarhum Eddie Nalapraya

POPULARITAS.COM – Mayjen TNI (Purn) Eddie Nalapraya, Selasa (13/5/2025) berpulang ke rahamullah....

News

Kolonel TNI Antonius Hermawan salah satu korban tewas ledakan gudang amunisi di Garut

POPULARITAS.COM – Salah satu dari empat korban dari kalangan TNI, yakni Kolonel...

Exit mobile version