Gajah liar berkeliaran di Pidie, aktivitas petani terganggu
Kawanan gajah liar memasuki kawasan pengerjaan proyek Waduk Rukoh, di Kabupaten Pidie. (ANTARA/ HO)
Home News Gajah liar berkeliaran di Pidie, aktivitas petani terganggu
News

Gajah liar berkeliaran di Pidie, aktivitas petani terganggu

Share
Share

POPULARITAS.COM – Kawanan gajah liar berkeliaran di hutan Kecamatan Keumala, Kabupaten Pidie sehingga menyebabkan aktivitas petani di kawasan setempat terganggu, kata pejabat setempat.

“Para petani mengaku tidak berani berkebun lagi lantaran kawanan gajah liar masih berkeliaran dan membuat mereka trauma semenjak jatuhnya korban jiwa yang diserang gajah,” kata Camat Keumala, Nurjannah, dikutip dari laman Antara, Sabtu (5/11/2022).

Nurjannah menjelaskan sejumlah tanaman produktif seperti kacang tanah dan kunyit yang sudah memasuki masa panen terpaksa dibiarkan karena takut saat beraktivitas ke kebun berjumpa dengan kawanan gajah liar.

Menurut dia kondisi tersebut menyebabkan perekonomian masyarakat di Desa Pako dan Tunong Keumala mengalami kendala yang biasanya mengandalkan hasil kebun untuk membiayai keluarganya.

“Gajah tidak hanya berkeliaran di kebun warga, kini sudah mulai mengepung kawasan pembangunan waduk Rukoh yang merupakan proyek strategis nasional (PSN),” katanya.

Menurut dia kehadiran gajah itu juga mengancam bagi pekerja proyek karena mulai merusak rambu-rambu jalan dalam kawasan waduk Rukoh Pidie.

“Kami berharap Pemerintah Pusat segera turun tangan untuk melakukan penanganan secepatnya agar masyarakat bisa kembali berkebun dan melakukan aktivitas, begitu juga dengan satwa gajah memiliki ruangnya tersendiri sehingga meredamnya konflik,” katanya.

Sementara Leader Tim CRU Mila, Kausar mengatakan ada 12 Kecamatan di Pidie yang menjadi sasaran berkeliaran satwa dilindungi tersebut semenjak 2016 di antaranya, kecamatan Muara Tiga, Delima, Padang Tiji, Mila, Geumpang, Mane, Tangse, Titeu, Keumala, Sakti, Tiro dan Glumpang Tiga.

“Kawanan satwa dilindungi itu ketika kami lakukan penggiringan hanya berpindah-pindah tempat saja dari satu kebun dan hutan menuju hutan yang lain di jalur yang sama,” kata Kausar.

Ia menjelaskan GPS Collar yang selama ini digunakan untuk upaya mitigasi konflik gajah dengan manusia sudah tidak bisa digunakan lagi karena batas kerja alat tersebut hanya dua tahun.

“Dulu bisa terdeteksi sekaligus memantau efektivitas penggunaan ruang atau jalur yang di jelajah kawanan gajah liar itu,” katanya. (ant)

Share

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Tulisan Terkait
News

Tiga pemuda tewas tenggelam di Danau Toba

POPULARITAS.COM – Riguen Hutagaol (17), Bryan Samosir (18, dan Aldin Samosir (19),...

News

Walikota Banda Aceh bongkar sendiri papan reklame dengan menaiki mobil crane, Pengamat kebijakan publik sebut pencitraan

POPULARITAS.COM – Pengamat kebijakan publik Aceh, Nasrul Zaman menyebutkan aksi Wali Kota Banda...

News

Satpol PP Pemko Banda Aceh bongkar papan reklame tak berizin

POPULARITAS.COM – Pemko Banda Aceh membongkar sejumlah baliho yang tak memiliki izin...

News

Jawab permintaan Mualem, Badan Penyelenggara Haji pastikan kuota haji Aceh 2026 ditambah

POPULARITAS.COM – Kepala Badan Penyelenggara (BPH) RI KH Mochamad Irfan Yusuf atau Gus Irfan...

Exit mobile version