POPULARITAS.COM – Keluarga merupakan benteng penting untuk cegah berbagai bentuk dan potensi terjadinya kekerasan seksual terhadap anak. Karna itu, komunikasi dan peran kedua orang tua jadi kunci memutus mata rantai berbagai bentuk kekerasan.
Sejumlah kasus kekerasan seksual yang terjadi di rumah tangga, didapati fakta bahwa, pelakunya merupakan pihak terdekat dari korban. Karnanya, guna mencegah potensi hal itu terjadi, penting peran dan kontrol kelluarga terhadap anak.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komisi V DPR Aceh M Rizal Fahlevi Kirani dalam penjelasannya kepada popularitas.com, Senin (2/9/2024) di Banda Aceh.“Keluarga adalah benteng penting cegah terjadinya kasus kekerasan seksual terhadap anak,” katanya.
Menurut dia, masukan-masukan serta sosialisasi dan edukasi bagi para orang tua atau keluarga juga penting dilakukan, dengan melibatkan berbagai stakeholder yang ada, termasuk para ulama dan yang lainnya.
“Makanya penting sekali peran dari keluarga atau orang tua, di samping itu juga perlu adanya sosialisasi bagi masyarakat di gampong,” kata dia.
Dirinya pun berharap agar Pemerintah Aceh bersama dinas terkaitnya gencar melakukan sosialisasi serta edukasi tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak di masyarakat.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Plt Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Aceh, Faula Mardayla secara terpisah.
Ia mengatakan bahwa kunci dari pencegahan permasalahan yang dimaksud berada pada peran keluarga. Bagaimana pun, pola asuh yang baik dan benar dari keluarga adalah kuncinya.
“Peran keluarga sangat penting, kunci utamanya ada di keluarga. Sosialisasi yang kita lakukan selama ini tidak cukup jika keluarga tidak berperan,” katanya.
Ke depan, pihaknya juga bakal terus berupaya meningkatkan sosialisasi tentang upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Hal tersebut dilakukan dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, terutama aparatur gampong dan pihak lainnya.
“Lingkaran inilah yang akan kita perkuat nantinya, dengan harapan agar angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Aceh dapat menurun ke depan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala DP3A Aceh, Meutia Juliana mengungkapkan, peran keluarga penting dalam melindungi anak dari tindak kekerasan. Ia mencontohkan, seorang ayah berperan dalam mendidik dan melindungi anak-anaknya serta keluarga dari kekerasan. “Komunikasi antara orang tua dan anak menjadi kunci dalam mencegah serta mendeteksi kekerasan,” ucap Meutia.

Seringkali, menurut dia, ketidakterbukaan anak juga menjadi penghalang utama dalam mengungkap kasus kekerasan.
Karena itu, ia mengimbau seluruh para orang tua untuk menciptakan lingkungan yang aman serta terbuka bagi anak untuk berbicara tentang apa yang mereka alami.
Tak hanya itu, anak-anak juga perlu diajarkan untuk berani menolak saat menghadapi indikasi kekerasan, bahkan hingga pelecehan seksual.
“Komitmen bersama dari semua pihak perlu untuk mengakhiri kekerasan terhadap anak. Dengan perlindungan kuat, hak mereka sebagai penerus bangsa dapat dijamin,” jelasnya.