POPULARITAS.COM – Kuah Beulangong merupakan salah satu makanan khas tradisional Aceh yang melegenda dan seakan tak pernah lekang oleh zaman.Hal ini terbukti dengan keberadaan Kuah Beulangong sejak zaman dahulu kala, khususnya pada saat kerajaan Aceh masih berdiri kokoh, hingga sekarang.
Sajian kari daging ini biasanya wajib ada di setiap acara-acara atau hari-hari besar, seperti maulid, bukan Ramadhan, acara pernikahan, kenduri besar dan sebagainya.
Pada hari-hari besar tersebut, kuliner ini seakan mempererat jalinan silaturahmi antar sesama masyarakat, karena dimasak bersama-sama dan saling membantu.
Di hari biasa pun saat ini sangat mudah dijumpai. Di sejumlah warung makan besar maupun kecil, sajian Kuah Beulangong pasti tetap ada sebagai menu pilihan utama.
Biasanya, sajian tersebut dijual dengan harga yang berkisar antara Rp 25 ribu hingga Rp 35 ribu per porsinya, yang cukup untuk mengenyangkan perut yang lapar serta merasakan nikmatnya.
Kuah Beulangong umumnya berbahan baku daging kambing. Namun saat ini dengan mindset penikmat kuliner bahwa daging kambing tinggi akan kolesterol, maka juga digunakan daging sapi.
Daging tersebut dimasak dengan campuran rempah dalam sebuah belanga besar. Biasanya, masakan juga kerap menggunakan campuran bahan seperti pisang muda, nangka muda atau labu.
Salah seorang juru masak Kuah Beulangong, Fajar mengungkapkan bahwa makanan ini berasal dari tradisi masak bersama untuk jamuan khusus bagi para tamu saat perayaan khusus. “Sampai sekarang tradisi ini hidup sebagai simbol solidaritas dan kebersamaan,” ujar pemuda asal Gampong Ateuk Munjeng tersebut kepada popularitas.com.
Meski kuliner moderen saat ini sudah sangat bertebaran, namun eksistensi Kuah Beulangong tetap tak terkalahkan, khususnya di kalangan masyarakat ataupun wisatawan yang datang ke Aceh.
Fajar membeberkan, bahan utama yang harus disiapkan untuk memasak Kuah Beulangong yakni daging beserta rempah seperti cabe merah, bawang merah dan putih, jahe, asam sunti, kelapa gongseng, kapulaga dan yang lainnya.
Memasak kuliner ini, kata dia, butuh waktu hingga beberapa jam, tergantung dengan banyaknya bahan yang perlu dimasak hingga daging pun dapat empuk. “Siapkan daging kemudian siapkan bumbu (termasuk rempah), bumbu ditumis dalam minyak panas ditambah serai, daun jeruk hingga harum,” ucapnya.
“Daging yang sudah disiapkan dimasukkan ke dalam bumbu yang sudah ditumis, diaduk hingga merata. Lalu tambahkan air untuk kuah dan dimasak hingga daging empuk serta bumbu meresap,” jelasnya. “Tambah garam, asam sunti juga perlu, lalu juga masukkan nangka muda atau pisang muda atau buah labu, sesuai selera,” lanjut Fajar yang mengaku belajar dari sang ayah untuk memasak kuah beulangong selama ini.
Bagi anda yang belum pernah mencicipi Kuah Beulangong silahkan datang ke Aceh untuk menikmati makanan khas tradisional dari Tanah Rencong tersebut.
Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal mengatakan, pihaknya akan terus mengembangkan potensi wisata dan kuliner yang ada di Bumi Serambi Mekkah. Di samping itu, kata pria yang pernah menjabat sebagai Kepala BPPA di Jakarta ini, kegiatan pariwisata yang menyangkut dengan seni dan budaya Aceh juga akan terus diperbanyak.
Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melaksanakan sejumlah event wisata dan kuliner untuk menarik minat para wisatawan berkunjung ke Tanah Rencong. Selain itu, pihaknya juga terus berbenah akan infrastruktur pariwisata yang ada, seperti dengan melengkapi fasilitas bagi para pengunjung nantinya. “Dengan adanya banyak event-event yang kita gelar, dengan demikian para wisatawan baik dari lokal maupun hingga mancanegara akan tertarik untuk datang ke Aceh,” pungkasnya.