News

Lelang proyek pembangunan gedung perpustakaan umum di Pidie Jaya senilai Rp10 miliar dibatalkan

Misteri batalnya pengumuman pemenang lelang Rp10 miliar di Pidie Jaya

POPULARITAS.COM – Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) Setdakab Pidie Jaya, batalkan lelang proyek senilai Rp10 miliar untuk pembangunan gedung perpustakaan umum kabupaten tersebut. Kegiatan itu sendiri, telah ditayangkan pada Februari 2024 pada situs www.lpse.pidiejayakab.go.id pada 13 Februari 2024.

Berdasarkan pantauan pada situs lelang milik Pemkab Pidie Jaya tersebut, proyek senilai Rp10 miliar tersebut diikuti sebanyak 37 perusahaan yang mendaftar. Namun, hanya 16 perusahaan yang memasukkan dokumen penawaran.

Sesuai dengan jadwal, proyek tersebut seharusnya diumumkan pemenang lelangnya pada 29 Mei 2024. Namun, hal tersebut urung dilakukan, bahkan, UKPBJ membatalkan proyek tersebut.

Lewat situs lelang tersebut, dituliskan alasan pembatalan berdasarkan Surat Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan Pidie Jaya nomor No.040/40/2024 Tanggal 28 Mei 2024. Diduga, pembatalan proyek tersebut, dikarenakan perusahaan yang menang bukan pihak yang dikehendaki oleh pihak-pihak terkait.

Senin (3/6/2024), popularitas.com mendatangi kantor Setdakab Pidie Jaya dan menemui Kabag Pembangunan Okta Handipa. Kepadanya, media ini mempertanyakan hal tersebut.

Namun, Okta yang juga menjabat sebagai Plt Asisten Ekonomi dan Pembangunan tidak bisa menjelaskan pertanyaan terkait dengan dibatalkannya proyek tersebut. Selajutnya, Okta pun menghubungi Kabag Pengadaan Barang dan Jasa Setdakab Pidie Jaya, Bahagia.

Bahagian pun mendatangi ruangan kerja Okta Handipa, dan kepada popularitas.com, pejabat pengadaan barang dan jasa itu menjelaskan bahwa, pembatalan proyek senilai Rp10 miliar untuk pembangunan gedung perpustakaan umum tersebut, murni atas permintaan instansi terknis terkait. “Jadi kita batalkan berdasarkan surat permintaan dari dinas terkait,” terang Bahagia.

Dia menyebutkan, sesuai dengan jadwal, sebenarnya paket tersebut akan diumumkan pemenangnya oleh panitia tender. Tapi kemudian, sambungnya lagi, pada tanggal 28 Mei 2024, Kepala Dinas Kearsiapan dan Perpustakaan mengirimkan surat kepada pihaknya yang meminta untuk pembatalan lelang.

“Nah, tidak benar kalau kami yang batalkan. Ada dasar kami melakukan itu, yakni surat dari kepala dinas selaku pengguna anggaran,” ujarnya.

Dia menyebytkan, dalam dokumen tender, masa waktu pelaksanaan pekerjaan pembangunan gedung perpustakaan adalah 240 hari kerja atau 8 bulan. Sementara, saat tender dilelang dan akan diumumkan, waktu pelaksanaan hanya tersisa 210 hari kerja lagi jika dihitung Mei 2024.

Bahagia berkilah bahwa, lambatnya proses lelang yang berbuntut pembatalan tender itu dikarenakan banyaknya peserta tender yang memasukkan dokumen penawaran yang mencapai 16 perusahaan. “Perusahaan yang masuk banyak, ada 16 penyedia,” sebutnya.

Pokja lelang sendiri harus melakukan pengecekan satu persatu perusahaan yang ikut tender, baik syarat dukungan, kelengkapan administrasi, aspek teknis dan hal-hal lainnya. Faktor itulah yang membuat proses pemeriksaan dokumen jadi lama dan makan waktu. “Saat evaluasi, pihak Pokja harus melakukan pengecekan langsung by name by address baik itu berupa syarat dukungan dan lainnya. Jadi butuh waktu sedikit lama,” imbuhnya.

Usai proyek tersebut dibatalkan, nantinya dinas teknis terkait akan kembali mengirimkan dokumen pembaharuan untuk kemudian diserahkan. Nah, jika itu selesai baru kemudian akan ditender ulang, tambahnya menjelaskan. “Nanti ditender ulang, jika dokumen revisi sudah diserahkan kembali oleh dinas teknis,” sebutnya.

Saat ditanyakan apakah pembatalan tersebut karna perusahaan yang memasukkan dokumen lengkap dan kemungkinan menang adalah pihak atau rekanan yang tidak ‘dikehendaki’, Bahagia sempat terdiam dan tidak menjawab pertanyaan tersebut.

Justru pertanyaan itu dibantah oleh Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Okta Handipa. “Tidak ada itu. Pemilihan pemenang dan kontraktor pelaksanaan harus didasarkan pada kebenaran dokumen lelang dan merupakan perusahaan yang miliki kualifikasi dan mampu melaksanakan pekerjaan tersebut,” tandasnya.

Okta memastikan bahwa, setiap pelaksanaan pekerjaan di Pidie Jaya, pihaknya kerap mencari kontraktor yang benar-benar miliki kualifikasi terbaik dan mampu menyelesaikan proyek tepat waktu, lancar dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Sementara itu Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Pidie Jaya Manfarijah saat dikonfirmasi mengaku seluruh dokumen tender proyek pembangunan perpustakaan itu telah diserahkan ke pihak UKPBJ.

Shares: