POPULARITAS.COM – di Alun-alun Kabupaten Demak, Jawa Tengah, berdiri kokoh Masjid Agung Demak. Dari Catatan sejarah, rumah ibadah ini dibangun oleh Raden Fatah, pendiri Kesulatan Demak. Di masjid ini juga terdapat jejak peninggalan Wali Songo.
Jejak sejarah, Masjid Agung Demak diperkirakan dibangun pada abad ke-14, persisnya 1466 M. Saat ini, masjid ini jadi salah satu pusat penyebaran islam di Pulau Jawa.
Keunikan arsitektur masjid ini terletak pada atap limas bertingkat tiga, yang melambangkan konsep Iman, Islam, dan Ihsan. Di dalamnya terdapat empat tiang utama, dikenal sebagai “saka guru”, yang diyakini merupakan hasil karya para Wali Songo, termasuk Sunan Kalijaga, Sunan Ampel, Sunan Bonang, dan Sunan Gunung Jati.
Masjid ini juga memiliki serambi dengan delapan tiang kayu berukir peninggalan Majapahit, dikenal sebagai serambi Majapahit. Keberadaan lima pintu masuk melambangkan rukun Islam, dengan salah satu pintu memiliki corak khas yang dikenal sebagai pintu bledeg.
Pengurus Masjid Agung Demak Muhamad Mahali menjelaskan, sejarah masjid berawal dari sebuah Pondok Pesantren Glagahwangi dengan pengasuh Sultan Fatah pada tahun 1466. Setelah Sultan Fatah menjadi raja Kerajaan Demak Bintoro, pondok tersebut dibesarkan menjadi Masjid Kasultanan Bintoro Demak pada 1478 dan sekarang menjadi Masjid Agung Demak.
“Masjid Agung Demak ini mula-mula berdiri tahun 1466 sebagai masjid Pondok Pesantren glagahwangi. Sultan Fatah sebagai pengasuh pondok pesantren glagahwangi dengan ribuan santri dididik yang berpusat di masjid,” kata Muhamad Mahali, Minggu (2/3/2025) dikutip dari laman beritsatu.com jaringan popularitas.com
Di kompleks masjid, terdapat makam raja dan keluarga Kesultanan Demak Bintoro, yang menjadi tujuan ziarah bagi banyak orang. Yuyun warga asal Temanggung, dia mengaku setiap pulang kampung sengaja menyempatkan ibadah di Masjid Agung Demak dan menikmati suasana religius untuk mendekatkan diri.
“Berkali-kali berkunjung ke famili rasanya itu seperti harus berkunjung ke sini untuk sekedar salat zuhur atau salat sunah di sini. Rasanya begitu religius sekali di sini,” terangnya.
Masjid Agung Demak tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya, mencerminkan akulturasi budaya Jawa dan Islam.
Leave a comment