POPULARITAS.COM – Prosesi konklaf di Vatikan usai. Sebanyak 133 kardinal berhasil capai kesepakatan untuk memilih pemimpin pertinggi umat katolik. Kardinal Robert Francis Prevost, akhirnya terpilih.
Menggunakan nama Paus Leo XIV, Vatikan resmi mengumumkan pengganti Paus Fransiskus Paulus yang meninggal beberapa waktu lalu.
Pemilihannya menandai momen bersejarah, tidak hanya karena menggantikan pemimpin besar sebelumnya, tetapi juga karena dia menjadi Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat (AS) dan dari Ordo Santo Agustinus.
Mengenal asal dan ordo Paus Leo XIV
Ordo Santo Agustinus berakar pada ajaran dan kehidupan Santo Agustinus dari Hippo, seorang Bapa Gereja yang hidup antara 354 hingga 430 Masehi. Ia dikenal sebagai filsuf Kristen yang sangat berpengaruh dalam pengembangan teologi Barat.
Gaya hidup religius yang dikembangkan Agustinus di Tagaste dan Hippo, setelah pertobatannya, menjadi dasar dari spiritualitas Ordo ini, yang menekankan pentingnya hidup bersama dalam kasih persaudaraan, pencarian akan Allah dalam hati, dan pelayanan penuh kasih kepada sesama.
Pada abad ke-13, Gereja Katolik mengalami masa reformasi yang bertujuan menyatukan berbagai komunitas religius yang hidup berdasarkan Aturan Santo Agustinus atau Regula Sancti Augustini. Inisiatif ini dimulai oleh Paus Innocentius IV dan kemudian disempurnakan oleh Paus Alexander IV melalui bulla kepausan Licet Ecclesiae Catholicae pada 1256.
Bulla tersebut secara resmi menyatukan komunitas-komunitas kecil menjadi satu kesatuan bernama Ordo Santo Agustinus. Proses penyatuan ini dikenal dalam sejarah sebagai Grand Union atau Penyatuan Besar.
Sejak saat itu, Ordo Santo Agustinus berkembang pesat di berbagai wilayah Eropa. Para anggotanya aktif dalam pelayanan pastoral, pendidikan, dan karya misi. Mereka mendirikan biara, sekolah, serta universitas yang menjadi pusat pendidikan dan pengembangan pemikiran Katolik, terutama yang berakar dari pemikiran teologis Santo Agustinus.
Di antara tokoh-tokoh penting dari ordo ini adalah Santo Tomas dari Villanova yang dikenal karena dedikasinya kepada kaum miskin, serta Martín de Porres, seorang saudara awam yang dikenang karena kesalehan dan karya amalnya yang luar biasa.
Pada abad ke-16 dan 17, para misionaris dari Ordo Santo Agustinus terlibat dalam penyebaran agama Katolik ke benua Amerika dan Asia, termasuk Filipina, China, dan Jepang. Di Filipina, para Agustinian menjadi bagian dari gelombang pertama misionaris Katolik yang datang bersama penjajahan Spanyol.
Mereka memainkan peran penting dalam membangun struktur gereja, pendidikan, dan memperluas pengaruh keagamaan di wilayah tersebut.
Pemilihan Paus Leo XIV menjadi simbol kebaruan sekaligus kesinambungan dalam Gereja Katolik. Dengan latar belakang dari Ordo Santo Agustinus, dia membawa warisan spiritualitas yang mendalam dan sejarah pelayanan yang panjang. Harapan besar tertuju padanya sebagai pemimpin yang mampu menjawab tantangan zaman dengan semangat persaudaraan, keterbukaan, dan pengabdian.
Lahir dengan nama Robert Francis Prevost di Amerika Serikat, Paus Leo XIV dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan peduli terhadap kaum miskin. Selama bertugas di Peru, ia menunjukkan dedikasi tinggi dalam pelayanan lintas budaya dan membangun komunikasi antarumat beragama.
Dalam pidato perdananya sebagai Paus, ia menyerukan perdamaian dan kasih universal, dengan menekankan pentingnya dialog serta penerimaan terhadap semua orang, tanpa memandang latar belakang.
Bagaimana Pandangan Paus Leo XIV terhadap Gaza?
Meskipun Paus Leo XIV belum secara eksplisit menyatakan pendapatnya tentang situasi di Gaza, banyak pihak berharap ia akan melanjutkan semangat solidaritas yang diwariskan oleh pendahulunya, Paus Fransiskus.
Melansir dari Al Jazeera, Paus Fransiskus dikenal sebagai pendukung Palestina dan memiliki hubungan erat dengan komunitas Katolik di Gaza, terutama selama masa-masa sulit akibat serangan militer.
Komunitas Kristen kecil di Gaza pun menyambut baik terpilihnya Paus baru. Ketua Komite Darurat Gereja, George Antone, mengatakan bahagia atas terpilihnya Paus Leo XIV dan berharap melanjutkan apa yang telah dilakukan Paus sebelumnya terhadap Gaza.
“Kami mohon kepada Paus yang baru agar melihat Gaza dengan mata Paus Fransiskus dan merasakannya dengan hati Paus Fransiskus. Kami percaya beliau akan melanjutkan perhatian terhadap Gaza dan perdamaian,” ucap Antone.
Mereka berharap Paus Leo XIV akan memberikan perhatian yang sama besar terhadap penderitaan warga di Gaza dan terus mendorong upaya perdamaian di kawasan tersebut.
Dalam pidatonya pada hari Kamis (8/5/2025), Paus Leo XIV memang tidak secara khusus menyebut Gaza, tetapi penekanannya pada perdamaian menunjukkan sinyal positif.
Seorang pengamat Vatikan, Marans, menyatakan bahwa meskipun tidak ada rujukan langsung ke Timur Tengah, pesan damai dari Paus adalah seruan universal yang relevan bagi wilayah-wilayah konflik seperti Gaza. “Semua Paus menginginkan perdamaian,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa nilai tersebut juga dipegang oleh umat Katolik, Yahudi, dan para pemimpin agama lainnya.
Dengan latar belakang yang progresif dan jiwa pastoral yang kuat, Paus Leo XIV memiliki potensi besar untuk menjadi suara moral yang penting dalam isu-isu global, termasuk krisis kemanusiaan di Gaza.
Meski belum menyampaikan pandangan eksplisit soal Gaza, Paus Leo XIV membawa harapan besar bagi perdamaian dunia. Komitmennya terhadap kasih, dialog, dan penerimaan membuka peluang untuk keterlibatan aktif dalam isu-isu kemanusiaan.
Leave a comment