FeatureHeadline

Pendidikan Agama sebagai Pilar Penting bagi Tumbuh Kembang Anak

Pendidikan Agama sebagai Pilar Penting bagi Tumbuh Kembang Anak

POPULARITAS.COM – Anak merupakan penerus generasi keluarga dan bangsa yang sangat perlu mendapatkan pendidikan yang baik, sehingga potensi yang ada pada dirinya dapat berkembang dengan pesat.

Hingga nantinya, si anak tersebut akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang memiliki kepribadian tangguh dan punya berbagai macam kemampuan serta keterampilan bermanfaat.

Oleh karena itu, sangat penting bagi keluarga dan lembaga pendidikan untuk berperan sekaligus bertanggung jawab dalam memberikan berbagai macam stimulasi dan bimbingan tepat, sehingga akan tercipta generasi penerus yang tangguh.

Nilai agama dan moral bagi anak juga sangat penting. Dalam hal ini, tentu orang tualah yang paling bertanggung jawab, karena pendidikan yang pertama dan paling utama yakni pendidikan dalam keluarga.

Keluarga tak hanya sekadar keluarga, tetapi juga menjadi lembaga pendidikan. Orang tua dan orang dewasa wajib membantu, merawat, serta membimbing sekaligus mengarahkan anak-anak di lingkungan dalam tumbuh kembangnya mencapai kedewasaan dan dapat membentuk kepribadian.

“Ilmu agama bukan hanya masalah ibadah atau keyakinan, tetapi mencakup juga aspek moral,” ucap Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk Faisal Ali atau yang akrab disapa Lem Faisal kepada popularitas.com.

Pasalnya, masa usia dini adalah masa peletakan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, moral dan agama. Peran orang tua sangat berpengaruh bagi tingkat keimanan anak.

Melalui bimbingan orang tua itulah, si anak nantinya dibimbing untuk mengenal siapa Tuhannya, bagaimana sifat-sifat Tuhan, serta bagaimana kewajiban manusia terhadap Tuhan.

Perkembangan nilai-nilai moral dan agama adalah kemampuan anak untuk bersikap dan bertingkah laku. Islam sendiri telah mengajarkan nilai-nilai positif yang bermanfaat dalam kehidupan.

Hal ini menyebabkan perlunya pengembangan dan pembelajaran terkait nilai moral dan agama. Dalam Islam telah dijelaskan bagaimana proses pengembangan nili-nilai agama dan moral pada anak usia dini dapat diterapkan dengan benar.

Salah satu perilaku yang ditanamkan kepada anak adalah berdoa sebelum dan setelah melakukan kegiatan sehari-hari, seperti berdoa sebelum dan setelah makan, serta yang lainnya, sehingga anak hafal dengan apa yang diucapkan dan tahu dengan maksud ucapannya.

Beberapa doa tersebut secara rutin dibiasakan pada anak dengan cara si anak diminta untuk mengucapkan doa-doa tersebut dengan suara yang lembut dan khusyuk.

Pengenalan doa sendiri akan lebih bermakna, apabila pendidik berusaha menghadirkan situasi nyata dalam bentuk kegiatan sehari-hari, baik di rumah maupun di sekolah. Ketika anak hendak belajar, misalnya. Pendidik mengajak anak untuk berdoa yang sebelumnya dijelaskan kenapa kita harus berdoa, dan menjelaskan pula makna doa yang diucapkannya.

Sehingga, doa-doa yang sering diajarkan guru atau pendidik tersebut akan dimengerti oleh si anak, termasuk maksud dan makna dari doa itu sendiri.

Proses pembelajaran tersebut ditanamkan secara terus menerus melalui pembiasaan anak secara langsung ketika akan melakukan suatu kegiatan. Diharapkan, bacaan doa itu akan semakin melekat dalam diri anak dan akan membawa pengaruh dalam perilaku anak sehari-hari.

Selain itu, belajar sambil bermain juga perlu dilakukan, yang mana dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan.

Tak hanya itu, bermain juga dapat membantu anak mengenal dirinya sendiri, dengan siapa ia hidup, dan di lingkungan mana ia hidup. Bermain merupakan sarana belajar, muncul dari dalam diri anak, bebas dan terbebas dari aturan yang mengikat, aktivitas nyata, berfokus pada proses dari pada hasil, harus didominasi oleh pemain, serta melibatkan peran aktif dari pemain.

Penjabaran kompetensi pendidikan moral dan nilai-nilai agama, ditanamkan tidak hanya dalam kegiatan ibadah yang sifatnya rutinitas, tetapi melalui secara luas dalam berbagai aktivitas anak dalam kehidupan sehari-hari.

Semua hal itu mencakup bagaimana penanaman kasih sayang dengan sesama, tanggung jawab, sopan santun, kebersihan dan kerapian hingga ketertiban dalam aturan. “Banyak cara, waktu dan kegiatan yang dapat digunakan untuk menanamkan moral dan nilai-nilai agama dalam aktivitas keseharian anak,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pemenuhan Hak Anak (PHA) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Aceh, Amrina Habibi menambahkan bahwa, pendidikan agama sangatlah penting bagi tumbuh kembang anak.

Pasalnya, sambungnya lagi, beragama dan menjalankan ibadah adalah salah satu hak anak yang harus terpenuhi dengan baik. Pendidikan agama, kata dia, adalah nilai dalam seluruh kehidupan manusia bahkan anak anak. “Mengenal Ruh Ilahiyah kewajiban dasar bagi orang tua memperkenalkannya kepada anak, dan tentu bisa dilakukan ketika orang tua mengenal agama dengan baik. Pun begitu sejak dini, misalnya mendekatkan anak ke masjid, menjadi bagian penting yang akan menjadi kebiasaan positif dalam hidup si anak,” bebernya.

“Saya yakini sepenuhnya ketika anak punya pengetahuan agama yang baik komplit dengan adab yang luhur, akan menjadi benteng dalam kehidupannya,” kata Amrina.

Ia merasa pendidikan agama yang ditanamkan oleh orang tua kepada anak dalam keseharian sangat berpengaruh bagi kehidupan si anak itu sendiri. Misalnya, dengan mewajibkan salat dan membaca quran, yang nantinya terasa sangat mengental dalam kehidupannya. “Kalau dulu saat kita masih kecil, kadang ibu kita yang sedang di dapur masih menyimak bacaan mengaji kita, atau di kampung juga balai mengaji yang sekaligus menjadi tempat bermain, sembari menunggu kehadiran Teungku,” ungkapnya.

“Dulu juga ada event rutin yang digelar namanya Meurukon, lomba antar kampung yang isinya pelajaran ketauhidan dan hal lain seputar ibadah dan akhlak, itu sesuatu banget,” katanya.

Di sisi lain, Hasanuddin Ishak menyebut bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah, namun dimulai dari lingkungan. Peran penting orang tua, kata dia, juga sangat penting dalam membina rumah tangga. “Orang tua harus menjadi contoh dalam membina rumah tangga, menunjukkan kasih sayang, serta memberikan pendidikan umum dan agama kepada anak-anak mereka,” ujar mantan Plt Wali Kota Banda Aceh ini.

Ia menjelaskan, keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi anak untuk belajar nilai moral dan etika. Kasih sayang suami terhadap istri, sopan santun, dan adab saling menghormati adalah nilai-nilai yang harus ditanamkan sejak dini dalam keluarga. “Anak-anak akan mencontoh perilaku orang tua mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memperlihatkan perilaku yang baik,” ungkap calon Wali Kota Banda Aceh yang ikut bertarung pada Pilkada 2024 ini.

Selain itu, orang tua juga punya tanggung jawab untuk mengetahui kegiatan sehari-hari anak di luar rumah. Anak, jelas dia, harus selalu diawasi hingga ke pergaulannya. “Ini penting agar anak tidak terjerumus ke pergaulan yang salah, jika ada indikasi yang mencurigakan, segera tanyakan kepada anak,” katanya.

Foto: Ilustrasi anak bermain. (popularitas.com/Hafiz Erzansyah)

Shares: