POPULARITAS.COM – Wisatawan yang berkunjung ke Aceh, selain jelajah berbagai spot dan destinasi wisata, seperti laut, sungai, pantai dan berbagai eksotisme pesona alam lainnya, tentu juga harus menikmati sajian kuliner khas daerah di ujung barat Sumatra tersebut.
Nah, sebagai daerah yang miliki sejarah panjang, Aceh banyak ragam cita rasa kuliner yang bisa dinikmati, baik jenis makanan, minuman dan berbagai jenis menu lainnya. Salah satunya adalah Gulee Pliek U.
Gulee Pliek U ini sendiri berbahan dasar Pliek U atau yang biasa disebut patarana, merupakan daging kelapa yang dibusukkan serta kemudian diperas kandungan minyaknya.
Gulee Pliek U berisikan bermacam sayuran dan bahan utama, seperti kacang panjang, daun melinjo serta biji melinjo atau daun singkong, pepaya muda, nangka muda, serta tak lupa santan kelapa.
Terkadang, sebagian orang juga mencampurnya dengan bunga kecombrang atau siput chu (siput yang hidup di perairan air payau). Sensasi memakan Gulee Pliek U Chu menjadi kenikmatan tersendiri.
Semua bahan itu dimasak dengan bumbu rempah seperti ketumbar, jahe, bawang merah, merica, asam sunti dan bumbu yang lainnya. Bahkan ada juga yang menyebut, Gulee Pliek U terdiri dari 44 jenis bahan.
Sejak zaman dahulu kala, masyarakat Aceh kerap menyajikan gulai sayur ini pada saat hajatan besar, seperti kenduri, pesta pernikahan, sunatan serta yang lainnya.
Sayur yang konon katanya merupakan salah satu hidangan favorit pada zaman kerajaan Aceh ini, biasanya disantap dengan nasi putih hangat dengan tambahan lauk ikan asin.
Saat ini, Gulee Pliek U juga sangat mudah didapat di warung-warung makan, khususnya di kota Banda Aceh. Biasanya seporsi Gulee Pliek U dijual dengan harga Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu.
Salah seorang warga asal Bireuen bernama Nila mengatakan bahwa dirinya kerap memasak Gulee Pliek U, khususnya pada saat hari hajatan besar. “Gulee Pliek U ini merupakan menu khas orang Aceh, orang Aceh umumnya sangat gemar dengan masakan ini,” ungkap salah seorang ASN di kementerian tersebut.
“Berbagai bahan serta bumbu yang ada diaduk dalam sebuah wadah, kemudian setelah merata dituangkan ke belanga dicampurkan air dan santan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh, Almuniza Kamal mengaku bahwa pihaknya akan terus mengembangkan potensi wisata dan kuliner di Aceh.
Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melaksanakan sejumlah event wisata dan kuliner untuk menarik minat para wisatawan berkunjung ke Tanah Rencong.
Selain itu, pihaknya juga terus berbenah akan infrastruktur pariwisata yang ada, seperti dengan melengkapi fasilitas bagi para pengunjung nantinya.
Di samping itu, kegiatan pariwisata yang menyangkut dengan sebuah dan budaya juga akan terus diperbanyak, yang tujuannya juga untuk mengundang wisatawan. “Dengan adanya banyak event-event yang kita gelar, dengan demikian para wisatawan baik dari lokal maupun hingga mancanegara akan tertarik untuk datang ke Aceh,” pungkasnya.