Home News Seekor Anak Gajah Mati di CRU Trumon
News

Seekor Anak Gajah Mati di CRU Trumon

Share
Share

POPULARITAS.COM – Seekor anak gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) bernama Intan berusia empat tahun mati di wilayah konservasi kamp Convervation Response Unit (CRU) Trumon, Kabupaten Aceh Selatan.

“Informasi matinya kami terima Rabu (30/6) sore. Jadi karena malam kan, maka proses nekropsi dilakukan pada Kamis (1/7) pagi,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Agus Ariyanto seperti dilansir laman Antara, Sabtu (3/7/2021).

Agus menjelaskan kematian anak gajah itu diduga akibat terserang Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV) atau biasa disebut herpes gajah. Namun dokter masih belum bisa menyimpulkan penyebab kematiannya adalah karena EEHV.

“Jadi berdasarkan hasil nekropsi yang dilakukan tim dokter, kemungkinan dia sakit, tetapi belum bisa menyimpulkan penyakit apa, kecenderungannya lebih ke EEHV,” kata Agus.

“Dugaan kita ya, serangan EEHV, tapi dokter masih menunggu hasil laboratorium, karena sampel-sampel yang diambil nanti yang akan memperkuat analisa itu,” katanya lagi.

Ia mengatakan anak gajah yang diberi nama Intan oleh mantan Gubernur Aceh Zaini Abdullah itu mati ketika sedang makan di wilayah hutan konservasi kawasan Trumon, yang letaknya tak jauh dari kamp CRU Trumon.

Menurut Agus, kondisi terakhir gajah Intan sebelum mati dilaporkan sehat. Selama ini, kata dia, untuk kebutuhan pakan bagi satwa dilindungi di CRU Trumon juga tercukupi dengan baik.

“Kalau pakan enggak ada persoalan. Gajahnya gembuk, enggak ada kurus, normal saja,” katanya.

Namun, kata dia, EEHV memang rentan menyerang gajah yang masih berusia bayi hingga 8 tahun. Dan masa inkubasi virus itu juga sangat cepat, dengan durasi waktu empat hingga enam jam sehingga langsung menyebabkan kematian.

“Jadi kalau orang enggak ngerti (EEHV) melihatnya maka enggak tahu kalau gajah itu terserang EEHV, jadi memang singkat dan sangat cepat. Kondisi terakhir Intan ini juga sehat, dan tidak menunjukkan gejala sakit,” katanya.

Selain itu, Agus menyebutkan tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan gajah Intan mati karena diracun, karena lokasi matinya memang dalam kawasan konservasi di Trumon dan jauh dari akses masyarakat.

“Begitu juga dari tampilan luar fisiknya tidak ada sesuatu yang mencurigakan kata dokter,” ujarnya.

Disamping itu, Agus menambahkan, BKSDA Aceh terus menjamin ketersediaan pakan bagi gajah jinak yang ada di CRU seluruh Aceh, sehingga dia menapik apabila kematian gajah jinak di CRU tersebut akibat tidak tercukupi kebutuhan pakan.

“Kalau pakan di setiap CRU enggak ada masalah, setiap ekor gajah kita fasilitasi, kita anggarkan per hari. Kalau kesehatan per tiga bulan juga kita awasi. Tapi hal-hal seperti ini (serangan EEHV) tidak hanya terjadi di kita, tapi di daerah lain yang memiliki gajah juga ada,” katanya.

Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, kata Agus, tercatat empat gajah jinak sumatera yang mati. “Untuk 2021 ini sudah dua ekor gajah mati, yaitu gajah Olo dan Intan. Rata-rata mereka mati karena sakit,” katanya.

Share

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Tulisan Terkait
News

Ular piton sepanjang tiga meter mangsa ternak warga di Aceh Besar, ditangkap petugas Damkar

POPULARITAS.COM – Tim Damkar BPBD Aceh Besar Pos Kajhu menangkap seekor ular...

News

Keluarga terlapor kasus pelecehan seksual di Labusel protes penetapan tersangka

POPULARITAS.COM – Budi Arman Siregar, warga Labuhanbatu Selatan, telah ditetapkan tersangka oleh...

News

Kopda Eri Dwi Priambodo, korban ledakan gudang amunisi di Garut dimakamkan secara militer di Temanggung

POPULARITAS.COM – Upacara kemiliteran dilangsungkan pada pemakaman Kopral Dua (Kopda) Eri Dwi...

News

Prabowo melayat ke rumah almarhum Eddie Nalapraya

POPULARITAS.COM – Mayjen TNI (Purn) Eddie Nalapraya, Selasa (13/5/2025) berpulang ke rahamullah....

Exit mobile version