Dinas Kebudayaan dan Pariwisata AcehFeature

Wisata menelusuri Krueng Aceh, sungai yang membelah Kota Banda Aceh

Wisata menelusuri Krueng Aceh, sungai yang membelah Kota Banda Aceh

POPULARITAS.COM – Krueng adalah bahasa Aceh, jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti Sungai. Nah, di Kota Banda Aceh terdapat satu sungai besar yang disebut Krueng Aceh. Sungai ini membelah dua kota itu dan menjadikan alirannya sebagai salah salah satu alternatif wisata yang seru dan mengasikkan.

Sungai ini berhulu di pegunungan Aceh Besar, yang mengaliri sebagian besar wilayah kota Banda Aceh dan Aceh Besar, serta bermuara di Gampong Jawa ke arah Selat Malaka.

Daerah aliran sungai ini pun terbagi ke beberapa bagian, seperti ke wilayah Krueng Seulimeum, Krueng Jreu, Krueng Inong, Krueng Daroy, Krueng Keumireu hingga Krueng Aceh bagian hilir.

Pada tahun 1986, Pemerintah Indonesia membangun kanal banjir Krueng Aceh sepanjang 9,6 kilometer. langkah itu dilakukan sebagai solusi mengatas banjir tahunan yang kerap melanda ibukota provinsi Aceh itu.

Aliran sungai Krueng Aceh juga dialirkan ke Alue Naga. Hal ini juga dilakukan untuk mengantisipasi banjir di kota Banda Aceh. Dengan demikian, aliran air di hilir terbagi ke dua di wilayah itu.

Dikutip dari beberapa sumber, sungai yang memiliki panjang sekitar 145 kilometer ini merupakan salah satu sungai tersibuk pada masa Kerajaan Aceh Darussalam dulu.Pasalnya, sungai ini kerap digunakan sebagai jalur masuk dan keluar kapal-kapal dagang dari berbagai belahan dunia mencari rempah Aceh untuk dijual ke luar. Tak heran jika sungai Krueng Aceh yang diketahui membelah kota Banda Aceh menjadi dua bagian ini memiliki arti tersendiri dan histori khusus bagi masyarakat Tanah Rencong.

Seorang warga Gampong Lambhuk, Kecamatan Ulee Kareng yakni Muhammad menyebutkan, dulunya Krueng Aceh di kawasan Lambhuk dan Beurawe tak lurus seperti sekarang ini. “Awalnya alurnya berkelok-kelok, kemudian atas inisiatif pemerintah dulu dibuatlah alur sungai menjadi lebih rapi,” ungkapnya.

Beberapa tahun lalu, aliran Krueng Aceh kerap dijadikan sebagai ajang perlombaan perahu naga, salah satu kegiatan yang sengaja dibuat untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Saat ini jika kita menelusuri aliran Krueng Aceh yang ada di wilayah kota Banda Aceh, terdapat beberapa fasilitas yang sengaja dibuat sebagai penunjang pariwisata.

Sebut saja misalnya taman bunga yang ada di pinggiran aliran Krueng Aceh tepatnya di depan Kantor Polresta Banda Aceh, yang hampir setiap hari dikunjungi warga untuk sekadar bersantai.

Selama ini, taman bunga tersebut juga dikelola dengan baik oleh dinas terkait. Saat berkunjung di pagi atau sore hari, kita dapat melihat pengurus taman menyirami tanaman yang ada. Di tempat ini juga terdapat sebuah pondok utama yang dilengkapi beberapa buah bangku agar pengunjung yang datang bisa duduk untuk sekadar bersantai.

Selain itu, juga ada beberapa tempat seperti balkon di pinggiran sungai yang juga dilengkapi satu bangku di setiap tempatnya. Di tempat inilah biasanya warga datang untuk melepas lelahnya. “Sering, biasanya pulang kerja ke sini untuk duduk sebentar, nyantai sambil makan jajan. Kebetulan sendiri, biasanya sama beberapa kawan,” ucap Fitri salah pegawai di instansi pemerintah.

Di kawasan lainnya yang juga masih di aliran Krueng Aceh, terdapat taman lain yang terbilang baru saja diresmikan beberapa tahun. Taman Seuramoe Krueng Aceh namanya. Taman ini di kawasan Peunayong, Kecamatan Kuta Alam, yang mana dulunya merupakan pasar ikan sebelum pindah ke Pasar Almahirah di kawasan Lamdingin.

Taman Seuramoe Krueng Aceh dibuat indah dilengkapi fasilitas seperti toilet, sebagai salah satu penunjang pariwisata kota Banda Aceh. Bahkan, rencananya taman ini menjadi tempat kuliner. “Biasanya sore yang ramai ke sini, bawa anak main atau nyantai,” ujar salah satu pedagang bernama Amad yang ada di depan taman itu.

Jika anda bermain ke muara Krueng Aceh di Gampong Jawa, di sana anda dapat melihat kapal nelayan yang berlabuh di pinggir sungai, baik dari Gampong Jawa maupun Lampulo.

Di Gampong Jawa ini juga terdapat pantai, yang dilengkapi dengan beberapa kafe untuk anda bersantai sembari menikmati cemilan sekaligus menikmati sunset.

Lokasinya berdekatan dengan Nol Kilometer Banda Aceh. Jika beruntung, anda juga dapat melihat para nelayan yang menjaring ikan di pinggir pantai atau biasa disebut tarek pukat.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh Almuniza Kamal menambahkan, Krueng Aceh merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Banda Aceh. Guna menambah daya tarik wisatawan berkunjung ke tempat ini, pihaknya berkerjasama dengan Pemko Banda Aceh, telah membangun dukungan sarana dan prasarana, serta pusat kuliner disepanjang aliran sungai.

Untuk mempromosikan kawasan ini sebagai destinasi wisata, pihaknya juga kerap menggelar berbagai even, satunya festival krueng Aceh. Harapannya, lewat acara-acara tersebut, Krueng Aceh semakin dikenal dan semakin ramai masyarakat berwisata ditempat ini, demikian Almuniza.

Anda juga dapat menawar langsung ikan hasil tangkapan nelayan di tempat itu. Penasaran? Silakan datang ke Aceh untuk menelusuri Krueng Aceh yang penuh sejarah!

Shares: