Efektivitas UPTD PPA Aceh dalam Mediasi Hak Asuh Anak pada Kasus Perceraian
Ilustrasi - perceraian (ANTARA)
Home News 5.213 istri di Aceh cerai gugat suami, tertinggi Lhoksukon
News

5.213 istri di Aceh cerai gugat suami, tertinggi Lhoksukon

Share
Share

POPULARITAS.COM – Mahkamah Syar’iyah (MS) Aceh mencatat angka gugatan perceraian di Aceh mencapai 6.823 perkara terhitung sejak Januari hingga Oktober 2022 dan didominasi gugatan cerai oleh istri terhadap suami.

“Cerai gugat itu yang diajukan istri dan cerai talak itu yang diajukan suami,” kata Panitera Muda Hukum Mahkamah Syar’iyah Aceh Ilyas, dikutip dari laman Antara, Rabu (7/12/2022).

Ilyas menyebutkan, angka perceraian tersebut didominasi oleh cerai gugat sebanyak 5.213 perkara, dan yang telah diputuskan mencapai 4.422 perkara, sedangkan untuk cerai talak mencapai 1.610 perkara, dan 1.312 perkara diantaranya telah memiliki putusan.

Ilyas mengatakan untuk daerah dengan angka perceraian gugat tertinggi di tanah rencong tersebut yakni dari Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara, mencapai 630 perkara dan 536 di antaranya telah diputuskan.

“Sedangkan untuk cerai talak sebanyak 168 perkara dan sudah diputuskan sebanyak 134 perkara,” ujarnya.

Selain di Lhoksukon, lanjut Ilyas, kasus gugatan cerai istri juga tinggi di Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang yaitu sebanyak 461 perkara.

Kemudian, di Kabupaten Bireuen 419, Aceh Timur 378, Sigli 355, Aceh Tengah 337, Aceh Besar 317, Bener Meriah 255, Aceh Tenggara 244, serta di Langsa dan Lhokseumawe masing-masing 226 perkara.

Dirinya menjelaskan, faktor perceraian tersebut didominasi perselisihan dan pertengkaran secara terus-menerus yakni mencapai 4.471 perkara. Lalu meninggalkan salah satu pihak 702 perkara, disusul faktor ekonomi 258 perkara, dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) 109 perkara.

Selain itu, penyebab perceraian lainnya karena dihukum penjara 76 perkara, poligami 30 perkara, judi 22 perkara, cacat badan 21 perkara, kawin paksa 18 perkara, madat 15 perkara, mabuk lima perkara, murtad dan lain-lain tiga perkara, serta zina satu perkara.

“Salah satu penyebab perselisihan yang terjadi secara terus menerus karena banyak faktor di dalamnya bisa disebabkan judi, mabuk, zina, kurangnya tanggung jawab oleh salah satu pihak sehingga memicu pertengkaran,” ujar Ilyas.

Share

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Tulisan Terkait
News

263 gampong di Pidie belum ajukan pencairan dana desa

POPULARITAS.COM – Sebanyak 263 gampong di Kabupaten Pidie, dikabarkan belum menyerahkan dokumen...

News

PWI Aceh Besar dan Kakan Kemenag sepakati perkuat kerja sama publikasi

POPULARITAS.COM – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Aceh Besar dan Kakan Kementrian...

News

Pemkab Pidie belum tender proyek 2025

POPULARITAS.COM – Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) Pidie, belum kunjung menyerahkan dokumen...

News

BKN setujui M Nasir mutasi sebagai asisten I Setda Aceh

POPULARITAS.COM – Badan Kepegawaian Nasional (BKN) setujui mutasi empat jabatan dilingkup Sekretariat...

Exit mobile version