News

Amerika dan China Memanas, Harga Emas di Banda Aceh Melonjak

Amerika dan China Memanas, Harga Emas di Banda Aceh Melonjak

BANDA ACEH (popularitas.com) – Harga emas perhiasan di Kota Banda Aceh melonjak naik dari Rp 2.670.000 menjadi Rp 2.870.000 per mayam. Kenaikan ini akibat memanasnya hubungan Amerika Serikat (AS) dengan China.

Hal tersebut disampaikan Murijal, pemilik Toko Mas Ichlas di Pasar Tradisional Aceh, Banda Aceh, saat ditemui popularitas.com, Kamis, 28 Juli 2020.

“Dominannya (naik) lebih banyak karena antara Amerika dan China sudah lebih memanas lagi, disebabkan perang dagang, masalah konsulat di Amerika sudah ditarik oleh China, begitu juga sebaliknya, China pun sudah mulai berani dengan Amerika untuk melawan,” ujarnya.

Murijal merincikan, untuk satu gram harga emas per Selasa, 28 Juli 2020 sebesar Rp 894 ribu. Sehingga jika satu mayam atau 3,3 gram, harganya mencapai Rp 2.870.000 (belum termasuk ongkos buat).

“Kalau termasuk ongkos pembuatan, per mayam tergantung perhiasan. Ada yang rumit, ada yang tidak, tergantung, biasanya pukul rata hampir 100 atau 150 per mayamnya,” jelas Murijal.

Kata Murijal, angka Rp 2.870.000 per mayam merupakan tertinggi di tahun ini. Akibat meningkatnya harga emas, warga berbondong-bondong menjual pesiasan mereka. Sementara yang membeli menurun drastis.

“Dalam tiga hari ini, hampir 80 persen masyarakat jual emas, karena lagi tinggi, dimanfaatkan untuk perencanaan seperti beli rumah, rehab rumah dan beli mobil. Emas yang dijual ini bisa jadi sudah disimpan cukup lama,” ujarnya.

Murijal memperkirakan, harga emas sangat kecil kemungkinan turun pada 2020 ini, bahkan bisa jadi harganya mencapai angka Rp 3 juta per mayam. Jika ekonomi dunia sudah normal kembali, maka harga emas diprediksi bakal turun.

“Kalau prediksi sekarang, harga emas di 2020 ini turun banyak agak kecil kemungkinan, karena kenapa? istilahnya dengan kejadian memanasnya hubungan Amerika dan China serta Covid-19, jadi ini agak lama. Lama untuk bisa kembali normal ekonomi dunia,” pungkasnya. [acl]

Reporter: Muhamad Fadhil

Shares: