Rozzy Wanela
Home Opini Antara Aceh dan Maldives, janji investasi Arab Saudi di sektor pariwisata
Opini

Antara Aceh dan Maldives, janji investasi Arab Saudi di sektor pariwisata

Share
Share

POPULARITAS.COM – Beberapa hari usai dilantik Sebagai Gubernur Aceh, konsorsium bisnis dari Kerajaan Arab Saudi, menemui Muzakir Manaf. Para konglomerat dari negeri kaya minyak itu menawarkan sejumlah investasi, salah satunya sektor kepariwisataan.

Bagi Mualem, karib Muzakir Manaf disapa, investasi sangat penting bagi Aceh. Pengentasan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja, faktor-faktor yang bisa diselesaikan lewat investasi. Tentu, tawaran itu janji manis bagi sosok mantan Panglima GAM tersebut.

Jika, insya Allah, investasi itu terjadi dan uang dari sejumlah orang dari kerajaan itu masuk ke Aceh, maka akan banyak anak-anak muda dan usia produktif di Aceh bekerja dan berpenghasilan. Kegiatan ekonomi itu juga bakal menumbuhkan lebih cepat kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah, lebih cepat. 

Efek berantai lain adalah, bakal tumbuh sentra-sentra bisnis di sekitar lokasi investasi. Pemerintah Aceh, dengan sendirinya, bakal mendapatkan tambahan penghasilan untuk mengongkosi pembangunan manusia dan infrastruktur. 

Bertemu utusan khusus Kerajaan Arab Saudi, Mualem bicarakan investasi di Aceh
Gubernur Aceh Muzakir Manaf saat bertemu dengan utusan kerajaan Arab Saudi Prof Abdul Karim bin Abdul Aziz Asishri, Sabtu (14/2/2025) di Subulussalam. FOTO : Humas Aceh | HO popularitas.com

Semangat ini sama seperti yang dirasakan publik di Aceh saat mendengar investor dari Dubai berencana masuk ke Aceh Singkil untuk mengembangkan sektor pariwisata. Mereka berencana membangun “Maldives” di Aceh.

Jika dilihat secara geografis, Aceh dan Maladewa mirip. Keduanya sama-sama memiliki potensi besar di bidang pariwisata dan perikanan. Pulau Kurumba dan Pulau Bandos adalah sumber perekonomian utama negara itu. 

Di dua pulau ini, ratusan ribu wisatawan, dari Eropa dan Asia, menghabiskan uang dan waktu untuk menikmati eksotisme pantai bersih dan laut biru yang cerah. Namun negara ini juga memiliki sumber uang lain, yakni hasil perikanan dan minyak bumi yang diekspor ke banyak negara. 

Beda Madives dengan Aceh adalah, yang satu berjalan sejak lama, yang satu belum memulai apapun. Investasi itu tak jadi masuk ke Aceh karena satu dua hal yang sangat politis. Yang satu terus menikmati hasil, yang satu lagi terus berharap dan berkhayal untuk mendapatkan kesempatan yang sama. 

Karena itu Mualem–sapaan Muzakir Manaf–harus pandai-pandai merentak agar ritme investasi ini benar-benar sedegam dan menjadi sebuah notasi yang utuh. Sesuatu yang melahirkan harmoni, menjadi sesuatu yang bernilai.

Mualem harus dapat memastikan semua pihak, tak peduli apa pakaian mereka, untuk berada di belakangnya dan tidak berbuat macam-macam. Memastikan investor tidak mengeluarkan uang berlebihan yang membuat mereka enggan menanamkan pohon duit di Aceh. 

Oleh Rozzy Wanela

Penulis adalah pegiat pariwisata/pemilih homestay dan juga sekaligus Ketua Ormaiden

Share

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Tulisan Terkait
Opini

Aktivasi pesan sementara di WA antara privacy dan krisis kepercayaan

POPULARITAS.COM – Sejak diluncurkan fitur ‘pesan sementara’ atau Dissapearing messages’ oleh Meta...

HeadlineOpini

Kenapa Mualem pilih M Nasir jadi Plt Sekda Aceh

POPULARITAS.COM – Keputusan Gubernur Muzakir Manaf mengganti Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah...

Opini

Penujukan Kadis Perkim oleh Pj Gubernur Aceh sungguh paradoks

POPULARITAS.COM – Judul diatas merupakan kutipan dari hadis rasulullah SAW yang diriwayatkan...

HeadlineOpini

Komersialisasi motif Pinto Aceh, daerah dapat apa?

POPULARITAS.COM – Motif Pinto Aceh adalah salah satu simbol budaya yang kuat...

Exit mobile version