Rapai Uroeh di Aceh Utara. Foto: Kemendikbud
Home Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Mengenal Rapai Uroeh, seni tradisional yang berkembang di pesisir timur Aceh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata AcehNews

Mengenal Rapai Uroeh, seni tradisional yang berkembang di pesisir timur Aceh

Share
Share

POPULARITAS.COM – Rapai adalah alat musik pukul yang berasal dari Aceh. Alat musik tradisional Aceh ini ditabuh menggunakan tangan kosong dan tidak menggunakan stik.

Sementara Rapai Uroeh merupakan seni tradisional masyarakat yang berasal dari wilayah Aceh Utara dan berkembang di pesisir timur Aceh.

Rapai Uroeh menampilkan permainan memukul rapai yang dimainkan secara berkelompok, sekurang-kurangnya terdiri dari dua belas orang penabuh rapai dan satu orang khali.

Uroeh diartikan sebagai pertandingan sehingga permainan atau pertunjukan Rapai Uroeh merupakan pertunjukan pertandingan di antara dua kelompok (biasanya dari dua kampung yang berbeda) yang saling berhadap-hadapan memainkan penampilan terbaiknya.

Masyarakat dan pelaku seni musik tradisional ini meyakini dua konsep munculnya rapai di masyarakat.

Pertama, rapai dibawa oleh para pedagang muslim untuk syiar agama Islam dan kedua, rapai merupakan hasil modifikasi barang yang dilakukan masyarakat terdahulu untuk kebutuhan syiar ajaran agama Islam yang saat itu baru dikenal masyarakat.

Selain untuk syiar agama, rapai dahulu juga digunakan untuk menggertak musuh dari arah laut dengan suaranya yang keras seolah-olah suara meriam.

Dari nuansa sejarahnya, tidak heran jika saat ini kesenian Rapai Uroeh juga selalu menyertakan zikir (atau like) dengan pukulan-pukulan menghentak dan kuat.

Permainan Rapai Uroeh di Aceh Utara. Foto: Kemendikbud

Seni tradisional dalam pentuk pertandingan ini dilakukan dalam dua bentuk; (1) dalam posisi duduk (uroeh duek), dan (2) dalam posisi berdiri (ureh döng).

Posisi kedua uroeh ini menciptakan penampilan yang sangat berbeda. Pada posisi duduk, rapai yang digunakan berukuran lebih kecil dengan diameter kurang lebih 40 cm sementara pada posisi berdiri, rapai paling tidak memiliki diameter 60 cm (sering disebut rapai pasee).

Sementara pada formasi, uroeh duek dilakukan dalam formasi melingkar berlapis sementara pada uroeh döng dilakukan dalam formasi berdiri berjajar dilengkapi dengan kayu penggantung rapai untuk masing-masing pemain. Rapai Uroeh dimainkan dalam berbagai kesempatan mulai dari silahturahmi antar kampung hingga festival seni dan musik.

Secara sederhana Rapai Uroeh biasa dimainkan setelah masa panen padi berakhir. Pada kesempatan lain, Rapai Uroeh dimainkan pada festival dan pagelaran seni hingga pembukaan kegiatan pemerintah baik daerah maupun pusat.

Rapai Pasee sendiri pernah menggema sepanjang pesisir timur Aceh saat pawai perdamaian yang menandai berakhirnya konflik antara GAM dan Pemerintah.

Share

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Tulisan Terkait
News

Persiraja Banda Aceh dukung aturan VAR di Liga 2

POPULARITAS.COM – Tim Liga 2 asal Aceh yakni Persiraja Banda Aceh mendukung...

News

Tiga rumah di Aceh Besar terbakar

POPULARITAS.COM – Tiga unit rumah terbakar di Gampong Rumpet, Kecamatan Krueng Barona...

News

Bupati Aceh Timur sambut kedatangan Mualem

POPULARITAS.COM – Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem telah tiba kembali di Aceh...

News

Draft revisi UUPA akan di paripurnakan di DPR Aceh sebelum dibawa ke Jakarta

POPULARITAS.COM – Anggota Tim Revisi Undang-undang Pemerintah Aceh (UUPA), Abdurrahman Ahmad mengatakan...

Exit mobile version