Home News Edukasi Peneliti Ungkap Temuan Mengejutkan Di Gampong Pande
EdukasiNews

Peneliti Ungkap Temuan Mengejutkan Di Gampong Pande

Share
Share

BANDA ACEH (popularitas.com): Peneliti dari ITB, Prof Teuku Abdullah Sani, mengungkapkan temuan yang mengejutkan dari hasil penelitian yang dilakukannya bersama tim di Gampong Pande, Kecamatan Kutaradja, Banda Aceh.

Dalam paparannya, Guru Besar ITB tersebut menjelaskan, dari penelitian yang dilakukannya dengan menggunakan alata GPR atau ground penetrating radar, terungkap bahwa, terdapat tiga bekas bangunan yang luas pada kedalaman yang berbeda.

Ia menyebutkan, situs yang terdapat di Gampong Pande tersebut, terbagi dalam tiga stratum, yakni pada kedalaman 3,5 meter, 12-15 meter, dan 28-30 meter.

Dengan adanya temuan tersebut, Prof Abdullah Sani menyimpulkan bahwa, kawasan Gampong Pande, yang diyakini merupakan situs bekas kerajaan Islam terbesar di Aceh, telah pernah mengalami penguburan, berupa subsidence, yang hal itu dimungkinkan akibat terjadinya tiga kali gempa tektonik.

Penemuan yang paling mengejutkan, kata Prof Abdullah Sani, pihaknya menemukan adanya unsur logam berat dari lokasi yang diteliti, dan pancaran logam ini diketahui berada pada kedalaman 12-15 meter dan 28-30 meter, namun dirinya belum dapat memastikan jenis dari logam tersebut. “Untuk sementara, lokasi ini kami rahasiakan,” katanya.

Saat media ini menanyakan apakah logam berat yang dimaksud adalah jenis logam berbahaya, atau logam dalam makna yang berbeda, Prof Abdullah Sani menerangkan bahwa, bisa saja dan sangat di mungkin ini adalah jenis logam yang digunakan pada masa kerajaan tersebut. Nah, sambungnya, alat yang digunakannya, hanya memancarkan fraksi berat yang berlebih, yang merefleksikan di kawasan tersebut, terdapat banyak logam.

“Yang pasti itu logam dan bukan dinding bekas bangunan, yang umumnya terbuat dari semen atau sejenisnya,” terangnya.

Jadi, katanya, penelitian yang dilakukan pihaknya, hanya sebatas memastikan bahwa terdapat logam berat yang belum diketahui jenis apa, dan guna mengetahuinya hal ini hanya dapat dibuktikan dengan penggalian, tambahnya.

Prof Abdullah Sani juga menerangkan bahwa, penelitian selama satu bulan yang dilakukan pihaknya, dilaksanakan pada area seluas radius 2 kilometer, yang diyakini merupakan areal bekas kerajaan Islam terbesar di Aceh.

Sementara itu, sejarahwan Aceh, Husni Ismail, yang hadir dalam paparan tersebut, menyampaikan terimakasih atas apa yang telah dilakukan oleh Prof Abdullah Sani, dan temuan beliau harus jadi perhatian semua pihak, untuk melakukan penyelamatan situs kerajaan Aceh.

Aidil Kamal, dari perwakilan Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI), sangat mendukung hasil dari upaya penyelamatan situs sejarah Aceh, sebab, katanya, Aceh telah dimasukkan sebagai wilayah penyelamatan dan advokasi, terangnya. (SAKY)

Share
Tulisan Terkait
News

Draft revisi UUPA akan di paripurnakan di DPR Aceh sebelum dibawa ke Jakarta

POPULARITAS.COM – Anggota Tim Revisi Undang-undang Pemerintah Aceh (UUPA), Abdurrahman Ahmad mengatakan...

News

Plt Sekda Aceh diharapkan bangun sinergitas dengan pemerintah daerah tekan kemiskinan esktrem

POPULARITAS.COM – Plt Sekretaris Daerah Aceh, Muhammad Nasir,  mengharapkan anggota DPRK Aceh...

News

Ular piton sepanjang tiga meter mangsa ternak warga di Aceh Besar, ditangkap petugas Damkar

POPULARITAS.COM – Tim Damkar BPBD Aceh Besar Pos Kajhu menangkap seekor ular...

News

Keluarga terlapor kasus pelecehan seksual di Labusel protes penetapan tersangka

POPULARITAS.COM – Budi Arman Siregar, warga Labuhanbatu Selatan, telah ditetapkan tersangka oleh...

Exit mobile version