POPULARITAS.COM – Polres Lhokseumawe membongkar praktik prostitusi online yang terjadi di sebuah rumah di Gampong Meunasah Blang, Kecamatan Muara Dua, Kamis, 1 Mei 2025.
Tiga orang diamankan dalam kasus ini, terdiri dari seorang PSK berinisial ISK (28), serta MS (25) selaku penyedia PSK dan MR (26) selaku orang yang mengantar jemput PSK ke lokasi.
Kapolres Lhokseumawe, AKBP Ahzan menyebut, terungkapnya kasus ini berawal dari informasi masyarakat yang curiga dengan adanya praktik prostitusi berbasis daring. Ia melanjutkan, menindaklanjuti kabar tersebut, Kasat Reskrim, Iptu Yudha Prasetya langsung memerintahkan Unit IV Tipidter untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. “Petugas kemudian melakukan undercover buy dengan memesan PSK melalui WhatsApp kepada tersangka MS,” ujar Ahzan didampingi yang lainnya saat konferensi pers di Mapolres Lhokseumawe, Senin (5/5/2025).
MS mematok tarif sebesar Rp 700 ribu untuk satu kali kencan, termasuk biaya sewa kamar. Usai uang ditransfer ke salah satu akun e-money bernama MS, petugas pun diarahkan untuk ke sebuah rumah di Gampong Meunasah Blang. “Tiba di lokasi, petugas lalu mendapati ISK yang sudah berada di dalam kamar, dan MR berada di luar bangunan untuk mengawasi situasi,” ungkap dia.
“Saat itulah petugas langsung menangkap ISK dan mengejar dua tersangka lainnya yang sempat berupaya kabur. Ketiganya tertangkap bersama barang bukti tiga ponsel, bukti transfer, satu unit motor serta uang tunai,” jelasnya.
Kepada polisi, MS mengaku telah menjalankan praktik ini sejak Januari 2025 dengan tarif bervariasi antara Rp350 ribu hingga Rp700 ribu. Sementara, ISK mengakui telah menjadi PSK sejak tahun 2023 dan beberapa kali menerima pesanan melalui MS.
Kini, mereka pun ditahan dan dijerat dengan Pasal 23 ayat (2) jo Pasal 25 ayat (2) jo Pasal 33 ayat (1) Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat.
Berdasarkan ketentuan qanun itu, para pelaku diancam dengan hukuman cambuk paling banyak 100 kali dan/atau denda paling banyak 1.000 gram emas murni dan/atau penjara paling banyak 100 bulan. “Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan terhadap praktik asusila yang kini merambah ke platform digital, serta perlunya peran aktif masyarakat dalam pelaporan kepada aparat penegak hukum,” pungkasnya.
Leave a comment