POPULARITAS.COM – di Aceh Jaya, persisnya di Gampong Ie Jeurengeh, Sampoiniet, terdapat kawasan unit konservasi dan penyelamatan gajah atau Conservation Rescue Unit (CRU).
Ditempat ini, wisatawan bisa menikmat sensasi wisata serasa dalam hutan perawan. Aliran sungai jernih dan berpasir putih, suara-suara burung beraneka ragam, dan tentu saja, keberadaan gajah-gajah jinak dan liar.
Nah, bagi yang suka wisata edukasi, menikmati liburan sembari mengenalkan gajah kepada anak-anak, ada baiknya mencoba petualangan seru ke Aceh Jaya. Ya, di Aceh Jaya, tepatnya di Gampong Ie Jeureungeh, Sampoiniet, terdapat kawasan unit konservasi dan penyelamatan Gajah, atau conservation rescue unit (CRU).
Dikawasan itu sangat asri dan menyenangkan. Batang-batang kayu besar tegak menantang, hijau semak belukar, dan aliran sungai berair jernih, senada dengan bunyi ragam satwa burung liar memberikan kesan berbeda. Di CRU ini, terdapat empat ekor jinak. Pengunjung dapat berswafoto, memandikan gajah atau berkeliling naik gajah, serta bisa juga memberi makan gajah.
Asiknya, persis dibelakang jejeran bangunan yang dijadikan kantor CRU itu, mengalir sungai jernih, dan berpasir putih. Pengunjung dapat mandi, bermain pasir, dan naik gajah menyusuri aliran sungai.
Dengan membayar kontribusi senilai Rp300 ribu, para pengunjung sudah dapat menikmat sensai memandikan gajah, naik gajah keliling kawasan CRU, memandikan gajah di aliran sungai, dan memberi makan gajah dengan makanan yang sudah disiapkan oleh pawang.
Jangan takut gajahnya ngamuk, sebab pihak CRU menyediakan dua orang pawang, dan memang gajah-gajah dikawasan itu bukan gajah liar, tapi gajah jinak. Kawasan itu dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kementrian Kehutanan dan Lingkungan (KLHK) RI.
Di Aceh terdapat tujuh unit konservasi dan penyelamatan gajah, terang Basri, Humas CRU Sampoiniet, Minggu (5/3/2023). Nah, tugas dan keberadaan dirinya, dan para gajah jinak itu guna menghalau dan meminimalkan konflik gajah dan manusia yang selama ini kerap terjadi di Aceh Jaya.
Selain tugas-tugas itu, kawasan CRU ini juga dijadikan salah satu wisata edukasi yang dapat dinikmati oleh warga. Jadi, di sini pengunjung dapat bermain bersama gajah-gajah jinak, sembari merasakan hutan yang masih asri, imbuh Basri. Salah satu gajah jinak yang dimiliki CRU Sampoiniet adalah bernama Isabela, sebut Basri. Saat ini usianya 39 tahun. Beberapa gajah yang lain kerap dibawa keluar kawasan untuk membantu konflik gajah dengan masyarakat.
Andalusia, salah satu pengunjung CRU Sampoiniet mengaku senang bisa bermain di kawasan itu. Selain bisa mandi sepuasnya di sungai dangkal dan berair jernih, dirinya juga dapat mengenali gajah yang selam ini hanya dia lihat di TV dan internet. “Ini pengalaman pertama bisa dekat secara langsung dengan gajah jinak,” kata Andalusia.
Nah, bagi yang ingin merasakan sensasi bermain di hutan asri sembari naik gajah, ada baiknya mencoba bepergian ke CRU Sampoiniet. Hanya sejarak 120 kilometer dari pusat kota di Banda Aceh. Bagi para pengunjung yang khawatir tersesat dan tidak mengetahui lokasi tersebut, dapat menghubungai Humas CRU Sampoiniet Basri untuk penunjuk arah di nomor hape 082236545412.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Almuniza Kamal menambahkan bahwa, saat ini, pihaknya terus berupaya membenahi berbagai spot destinasi wisata unggulan dan juga destinas wisata baru lainnya. berbagai hal terus dilakukan pihaknya, seperti promosi serta identifikasi berbagai kebutuhan-kebutuhan yang dapat memperkuat keberadaaan spot wisata tersebut.