POPULARITAS.COM – Mantan aktivis dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Kautsar Muhammad Yus meminta kepada semua pihak, terutama mahasiswa dan pemuda tak memperdebatkan soal dana hibah untuk 100 OKP.
Menurut Kautsar, pemberian dana hibah yang mencapai Rp 100 juta per lembaga itu merupakan sejarah bagi organisasi pemuda dan mahasiswa di Tanah Rencong. Dalam catatan Kuatsar, hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.
“Ini sejarah lho, ngasih duit Rp 100 juta itu, sebelumnya hanya KNPI yang dapat itu, nggak ada organisasi-organisasi itu yang dapat ini. Jadi jangan gara-gara ribut, APBA ke depan nggak dapat lagi,” ujar Kautsar dalam FDG di salah satu warung kopi di Lampineung, Banda Aceh, Kamis (28/1/2021).
Menurut Kautsar, pemberian dana hibah yang mencapai Rp 9,5 miliar itu merupakan hal yang wajar di era sekarang ini. Sejumlah penentangan dari berbagai pihak di Aceh seyogyanya menjadi perbaikan di masa mendatang.
“Mungkin ada catatan-catatan khusus yang perlu dipertimbangkan dan diperbaiki ke depannya, ini yang harus diperhatikan,” ucap Kautsar.
Dalam kesempatan itu, Kautsar juga menceritakan pengalamannya saat memimpin Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat (SMUR). Saat itu, Kautsar mengaku tak pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah.
“Saya ketika dulu jadi aktivis, saya mantan ketua SMUR, saya paling anti uang pemerintah dulu. Tiket pesawat saja ke Jakarta, saya tidak mau. Jadi kalau bicara itu saya sangat anti, sebagai mahasiswa dulu, anti sekali pakai uang pemerintah,” kata Kautsar.
Kata Kautsar, dirinya sangat anti terhadap uang pemerintah karena saat itu organisasi yang ia pimpin bersifat independen. Apabila menerima uang pemerintah, maka pemerintah akan mengatur segalanya.
“Tapi ketika saya anti, tapi saya tak mengajak kalian untuk anti. Situasi sudah berubah, kenapa saya dulu anti pakai uang pemerintah? karena saya berasumsi, sekali saya uang pemerintah, pemerintah akan atur kita, tidak boleh itu, kita independen,” jelas Kautsar.
Editor: dani
Leave a comment