POPULARITAS.COM – Kala gelombang tsunami 2004 hantam pesisir dan daratan di Aceh Besar, daya rusaknya hancurkan rumah, gedung dan fasilitas lainnya rata dengan tanah. Ajaib, atau bisa disebut mukjizat, satu bangunan rumah ibadah Masjid Rahmatullah di Gampong Lampuuk, Lhoknga, Aceh Besar tetap berdiri kokoh. Sementara, nyaris seluruh bangunan di wilayah itu rata dengan tanah.
Menuju lokasi masjid ini tidak susah, jaraknya hanya 45 menit dari pusat kota Banda Aceh. Saat melangkah kedalam, terdapat gapura berwarna putih. Desain masjid masih dipertahankan, namun oleh pemerintah desa ditambahkan bangunan seluas 4 x 10 meter yang difungsikan sebagai museum.
Dibangunan kecil itu, terdapat foto-foto yang menceritakan dahsyatnya gelombang tsunami di Lhoknga, juga terdapat gambar masjid sebelum dan sesudah humbalang tsunami meluluhlantakan kawasan tersebut. Fenomena keajaiban masjid yang tetap tegak meski jaraknya hanya 500 meter dari bibir pantai itulah yang kemudian membuat rumah ibadah ini menjadi terkenal seantero dunia.
Menurut salah satu warga setempat, gampong Lampuuk dihuni lebih dari 6 ribu warga. Saat gelombang menghatam wilayah ini, hanya 700 warga yang berhasil selamat, salah satunya adalah dirinya. “Seluruh bangunan hancur total di sini, satu-satunya yang tersisa hanya masjid ini,” ujarnya.
Dia menerangkan, saat tsunami menerjang, masjid ini sempat tenggelam dan hanya tersisa bagian kubahnya saja. Namun, ajaibnya, gelombang pecah di bagian depan masjid. Karnanya, secara keseluruhan bangunan ini tidak rusak. Beberapa bagian saja yang mengalami kerusakan.
Dijelaskan Hamdan bahwa, usai tsunami, masjid telah mengalami renovasi dan perbaikan. Namun, beberapa bagian masjid yang, yakni pada dinding belakang sengaja tidak diperbaiki. Hal tersebut sebagai pembelajaran dan bukti bahwa bangunan ini dulu sempat dihantam gelombang tsunami.
Menurutnya, proses renovasi masjid dilakukan tanpa mengubah bentuk bangunan. Jadi, keasliannya tetap dipertahankan. Ia juga menyebutkan bahwa, Masjid Rahmatullah sering dikunjugi wisatawan, terutama dari Malaysia, Brunai dan beberapa negara lainnya.
Renonasi bangunan masjid sendiri dilakukan oleh Pemerintah Turkiye lewat Bulan Sabit Merah negara tersebut. Pun begitu, rumah-rumah warga ditempat ini seluruhnya dibangun kembali oleh negara itu, tambah Hamdan.
Selain itu juga, wisawatan domestik yang mendengar tentang Masjid Rahmatullah, biasanya datang kesini, untuk sholat dan menyaksikan dan mendengar cerita-cerita keajaiban rumah ibadah ini saat tsunami Melanda.
Tempat Edukasi
Kini Masjid Rahmatullah tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tapi juga lokasi wisata. Untuk menunjukkan dahsyatnya tsunami, pengurus masjid mempertahankan bentuk asli sisi bagian kiri belakang masjid yang rusak.
Meski sudah direnovasi, ada dinding masjid yang retak dengan tiang besi di dalamnya dibiarkan menggantung. Sejumlah pilar masjid masih terlihat miring hampir ambruk.
Namun, kerusakan itu sudah dipagar oleh pengurus masjid. Kerusakan itu seolah menyampaikan bahwa dahsyatnya kekuatan guncangan gempa dan tsunami kala itu.
Di dalamnya ada pula satu tiang masjid yang dibiarkan roboh. Bongkahan batu karang dan batu-batu koral dibiarkan berserakan di atas pasir. Yang menandakan bahwa masjid itu selamat dari tsunami.
Di bawah tiang yang rusak, sebuah papan bertulis “JANGAN LUPAKAN TSUNAMI” berdiri tegak. Pengurus juga telah mendirikan galeri khusus yang menunjukkan kondisi masjid dan wilayah sekitarnya usai dihantam tsunami.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal menambahkan, gelombang dahsyat tsunami Aceh banyak memberikan ruang edukasi dan juga pembelajaran. Beberapa diantaranya kini jadi situs dan sekaligus objek wisata, salah satunya adalah Masjid Rahmatullah di Gampong Lampuuk, Lhoknga.
Beberapa even peringatan tsunami sempat dilangsungkan di masjid tersebut. Langkah itu dilakukan untuk mempromosikan tempat ini sebagai rumah ibadah yang sekaligus kawasan wisata religi.