POPULARITAS.COM – Hampir sebagian besar warga Aceh dipastikan pernah mendengar lukup badak. Namun, tidak semua yang sudah pergi ketempat itu. Ya, Lukup Badak adalah kawasan Arung Jeram di Aceh Tengah. Nama tempat itu kini telah mendunia. Setiap pekan, atau waktu-waktu libur, wilayah ini jadi alternatif warga untuk liburan.
Selain hamparan batu-batu besar dan arus deras, disisi kiri dan kanan aliran anak sungai Krueng Peusangan itu, suguhkan pemandangan indah. Bentang alam asri dan kicau burung menambah keindahan wisata Lukup Badak.
Dikawasan ini, pihak pengelola menyediakan perahu karet. Wisatawan bisa menyewa perahu kapasitas 6 penumpang dengan satu juru kemudi profesional.
Jangan ragu saat melewati arus deras dan bebatuan di aliran sungai, sebab pemandu yang disediakan pengelola adalah profesional atlet arung jeram.
Ada 2 wahana yang ditawarkan disini, untuk rute keluarga dan anak-anak bisa mencoba Family trip dan yang rute Semi extreme untuk pemuda maupun remaja. Tarif untuk rute keluarga mulai sebesar Rp.70.000 ribu per orang, sedangkan tarif untuk rute extrem mulai Rp.120.000 ribu per orang
Perjalanan menjelajahi arung Jeram Lukup Badak waktu yang dibutuhkan masing-masing rute sekitar 45 – 60 menit. Sepanjang perjalanan para wisatawan bisa menikmati hamparan kebun kopi dan sawah serta hutan yang masih asri berlatarkan jajaran bukit. Biaya parkir Arung Jeram Lukup Badak mulai Rp.5000 untuk kendaraan roda 4 dan sekitar Rp.2000 untuk kendaraan roda 2.
Walaupun, masuk dalam grade semi ekstrem, namun masih terbilang belum begitu berbahaya. Namun peserta harus tetap waspada, karena sewaktu-waktu, air sungai dapat meninggi sehingga berpotensi menjadi ekstrem.
Untuk jalur semi ekstrem, peserta diangkut menggunakan mobil pikap dari Lukup Badak menuju Desa Uning. Dari titik inilah peserta arung jeram semi ekstrem akan memulai start.
Sebelum terjun ke sungai Peusangan di Desa Uning, wisatawan akan mendapat arahan mengenai keselamatan saat berwisata arung jeram. Pemandu menjelaskan mengenai bagaimana memakai dan memegang dayung yang benar agar berfungsi dengan baik dan tidak membahayakan orang lain.
Lalu, pemandu juga mengingatkan akan memberi kode atau peringatan dengan kata “boom”. Itu berarti bila mendengar teriakan “boom,” maka peserta arung jeram harus menundukkan kepala. Kode itu dimaksudkan untuk menghindari bahaya dari ranting kayu atau benda keras lainnya yang bisa mengenai kepala peserta arung jeram.
Pengarahan terakhir adalah bagaimana peserta arung jeram harus bersikap saat terjatuh dari perahu karet ke dalam sungai. Di sini pemandu mengingatkan agar peserta yang terjatuh ke sungai tidak panik, tapi cukup dalam posisi terlentang. Peserta bisa mengikuti arus sungai dengan tenang sampai mendapat pertolongan dari tim penyelamat arung jeram yang tetap siaga.
Wisatawan tidak perlu khawatir dengan keselamatan saat berwisata di arung jeram Lukup Badak. Setiap perahu dipandu tour guide yang professional. Namun, wisatawan juga harus tetap waspada mengenai keselamatan diri sendiri dan selalu mendengar instruksi dari pemandu.
Sebelum menaiki perahu, peserta diminta tak membawa handphone, tapi meninggalkannya di daratan. Tujuannya demi kemananan handphone, yang sewaktu-waktu bisa terlempar ke arus sungai.
Untuk pengambilan foto atau video akan dilakukan oleh tour guide dibantu fotografer yang siap siaga di pinggir sungai pada spot-spot yang ekstrem.
Saat melalui jalur semi ekstrem, wisatawan dapat menikmati sungai dengan sensasi derasnya arus dan dinginnya air sungai. Sesekali perahu melintasi aliran sungai dengan arus yang tenang, tapi tiba-tiba bisa memasuki arus yang begitu deras dan berbatu.
Ketika berada di arus yang tenang, wisatawan ikut mendayung perahu untuk bergerak. Setelah itu, arus akan terasa mulai kencang dan deras. Beberapa kali perahu tersangkut di bebatuan, di saat itulah peserta harus ikut menggoyang-goyangkan perahu agar terlepas dari jebakan batu.
Biasanya itu terjadi di jalur ekstrem (arus deras), sehingga disarankan untuk memegang tali yang ada di perahu agar peserta tidak terjatuh. Setelah terombang- ambing, bahkan terasa seperti terlontar ke batuan, perahu kemudian tiba di aliran berarus tenang.
“Biasanya air pasang cukup deras itu di bulan Oktober, November, dan Desember. Grade-nya ekstrem. Nanti akan lebih seru lagi,“ kata Mawardi, pemandu tim Waspada Aceh yang berarung jeram di Sungai Peusangan Lukup Badak.
Di sungai berarus tenang, tour guide memberi kesempatan wisatawan (peserta arung jeram) untuk berfoto di atas perahu. Pemandu menggunakan handphone miliknya membantu mengabadikan moment spesial itu.
Sebelumnya pemandu juga telah mengabadikan aktivitas arung jeram peserta di moment-moment ekstrem mapun di jalur netral (tenang).
Pemandangan yang bisa dilihat wisatawan bak film Disney yang berjudul “Rapunzel”. Dengan beragam flora di samping sungai yang memanjakan mata. Wisatawan juga dapat melihat jejeran pohon bambu, bunga kencana yang tumbuh liar, dan delion yang tumbuh besar. Peserta arung jeram juga dapat menyaksikan air terjun mini yang cukup deras.
“Udah berkali kali ke Takengon, tapi baru sekali ini nyobain arung jeram. Benar-benar seru. Kedepannya tentu mau kesini lagi,” kata Azzah, salah seorang peserta arung jeram asal Banda Aceh
Sepanjang lintasan di jalur semi ekstrem, peserta dapat menikmati pemandangan asri dari hijaunya pegunungan yang berada jauh di atas, dan menyaksikan perkampungan penduduk setempat. Sesekali masyarakat yang berwisata di pinggir sungai, melambaikan tangan sambil bersorak riuh. Sambutan yang cukup ramah dari warga setempat.
Dengan berwisata di arung jeram Lukup Badak, peserta benar-benar dapat menikmati petualangan ini, bak pepatah “Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui“.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal menambahkan, wisata arung jeram lukup badak di Aceh Tengah, kerap dijadikan promosi pihaknya perkenalkan potensi wisata di daerah pegunungan tersebut.
Pihaknya sendiri, terus berkordinasi dengan pemerintah kabupaten setempat, untuk gelar berbagai kegiatan rafting dan agenda-agenda lainnya agar kawasan itu makin ramai dikunjungi oleh masyarakat.