Ilustrasi. (tagar)
Home News Prancis Tutup Masjid Dengan Tuduhan Sebarkan Radikalisme
News

Prancis Tutup Masjid Dengan Tuduhan Sebarkan Radikalisme

Share
Share

POPULARITAS.COM – Pemerintah Prancis akan kembali menutup sebuah masjid yang dituduh terkait dengan ekstrimisme. Seperti dilansir rfi pada Jumat (15/10/2021).

Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerard Darminin telah memerintahkan pihak berwenang untuk menutup sebuah masjid di barat laut. Ini dilakukan  menyusul bukti bahwa masjid itu menyebarkan paham radikal.

Sejak pembunuhan guru Samuel Paty setahun yang lalu, Prancis telah menindak siapa pun yang dicurigai menyebarkan pandangan ekstremis.

Polisi menggeledah Masjid di Allonnes, dekat kota Le Mans pada Selasa atau sehari sebelum prefektur mengatakan akan ditutup karena beberapa dari 300 anggotanya terkait dengan gerakan paham radikal yang melegitimasi penggunaan jihad bersenjata juga sebagai kebencian dan diskriminasi.

Masjid ini juga menjadi sekolah Alquran, yang dianggap prefektur sebagai tempat indoktrinasi karena mengajarkan jihad bersenjata kepada sekitar 110 siswa.

Darmanin menuliskan dalam jejaring sosialnya pada Rabu bahwa ia telah meminta pihak berwenang untuk menutup masjid, meskipun juru bicara pemerintah Gabriel Attal mengatakan keputusan akhir akan diumumkan pada Rabu, mengikuti prosedur hukum.

Sementara akun dari dua asosiasi yang menjalankan masjid dibekukan pada awal Oktober, bersama dengan beberapa organisasi dan individu lain yang diduga termasuk menganut paham radikal.

Dalam sebuah wawancara pada September, Darmanin mengatakan prosedur untuk menutup enam tempat ibadah sedang berlangsung, seiring dengan pembubaran beberapa organisasi di seluruh negeri.

Polisi di Prancis timur menggeledah tempat sebuah masjid di pinggiran Strasbourg pada Selasa yang juga dalam prosedur untuk ditutup

Organisasi yang menjalankan kegiatan budaya di masjid Elsau, CIEL yang dituduh melakukan separatisme menerbitkan laporan polisi yang menunjukkan bahwa tidak ada yang memberatkan.

“Prosedur ini, menurut kami, berasal dari agitasi politik yang bertujuan untuk membungkam dan meminggirkan para pemimpin kami yang menyebarkan kata partisipasi warga, jauh dari ekstremisme atau konformitas,” katanya dalam sebuah pernyataan kepada media setelah pencarian.

“Agitasi politik dan stigmatisasi komunitas spiritual berkontribusi pada perpecahan masyarakat,” tulisnya di halaman Facebooknya , di mana mereka menyerukan demonstrasi untuk memprotes prosedur tersebut.

Sumber: Republika

Share

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Tulisan Terkait
News

Draft revisi UUPA akan di paripurnakan di DPR Aceh sebelum dibawa ke Jakarta

POPULARITAS.COM – Anggota Tim Revisi Undang-undang Pemerintah Aceh (UUPA), Abdurrahman Ahmad mengatakan...

News

Plt Sekda Aceh diharapkan bangun sinergitas dengan pemerintah daerah tekan kemiskinan esktrem

POPULARITAS.COM – Plt Sekretaris Daerah Aceh, Muhammad Nasir,  mengharapkan anggota DPRK Aceh...

News

Ular piton sepanjang tiga meter mangsa ternak warga di Aceh Besar, ditangkap petugas Damkar

POPULARITAS.COM – Tim Damkar BPBD Aceh Besar Pos Kajhu menangkap seekor ular...

News

Keluarga terlapor kasus pelecehan seksual di Labusel protes penetapan tersangka

POPULARITAS.COM – Budi Arman Siregar, warga Labuhanbatu Selatan, telah ditetapkan tersangka oleh...

Exit mobile version