EkonomiHeadline

“Semua Pihak di Aceh Komit Percepat Pengembangan KIA Ladong”

BANDA ACEH (popularitas.com) – Semua pemangku kepentingan di Aceh berkomitmen untuk mempercepat pengembangan Pusat Logistik Berikat di Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong.

Hal tersebut disampaikan Pelaksana tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah saat meninjau KIA Ladong dalam rangka sinkronisasi antara PT PEMA selaku pengelola dengan Pemerintah Aceh dan investor pengguna lahan, pada Kamis, 5 September 2019.

Dalam kesempatan itu, Plt Gubernur menyebutkan pengembangan KIA Ladong turut mendapat dukungan penuh dari Bea Cukai dan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. Nova mengatakan Pemerintah Aceh dan semua pihak memiliki komitmen yang sama untuk memajukan KIA Ladong dengan cara mengakselerasikan berbagai perizinan, yang dilakukan secara bersama-sama. Kebijakan ini diambil guna mempercepat terwujudnya aktivitas ekonomi di kawasan tersebut.

“Semua akan berjalan bersama-sama dalam menuntaskan persoalan perizinan di berbagai tingkatan, sehingga tidak ada lagi persoalan karena semua dilakukan secara simultan,” kata Nova. Ikut hadir ke lokasi KIA Ladong seperti Ketua Kadin Aceh, Makmur Budiman, Direktur PT PEMA Zubir Sahim, dan juga jajaran SKPA lainnya.

Kehadiran Pusat Logistik Berikat di KIA Ladong, menurut Nova, juga akan memberi efek pada semua sektor. Tujuannya yaitu untuk mewujudkan penurunan angka kemiskinan di Aceh.

Pemerintah Aceh akan terus berupaya maksimal dan memantau langsung pengembangan KIA Ladong. Jikapun terkendala, maka semua hal tersebut akan diselesaikan secara cepat agar berdampak positif untuk semua sektor.

Lebih lanjut, Direktur Utama PT Pembangunan Aceh atau PEMA, Zubir Sahim, mengakui ada beberapa investor lain yang juga siap berinvestasi di KIA Ladong. Mereka merupakan perusahaan penghasil batu marmar dan granit, perusahaan perlengkapan rumah tangga, produsen baja ringan dan juga berat, dan logistik untuk perusahaan besar.

Zubir mengatakan Kawasan Berikat di Ladong tersebut nantinya menjadi tempat berikat untuk penimbunan barang impor dan juga barang-barang dari tempat lain dalam daerah pabean. Nantinya barang-barang tersebut diolah atau digabungkan yang hasilnya kemudian diekspor.

“Ini hanya tempat penampungan sementara dan ini juga akan menjadi pertimbangan bagi kalangan pengusaha, sebab akan memangkas biaya dan juga jarak untuk setiap bahan baku yang selama ini mata rantainya sangat jauh yang ikut berdampak terhadap harga,” katanya.

PT PEMA selaku pengelola KIA Ladong optimis bahwa perusahaan-perusahaan tersebut akan mewujudkan keinginannya berinvestasi pada 2019 ini. Namun, jika perusahaan yang telah menyatakan tertarik berinvestasi di KIA Ladong tersebut tidak serius, maka PT PEMA juga akan memberikan kesempatan bagi pengusaha lain.

Sebelumnya, PT Trans Continent menjadi investor pertama yang membangun Pusat Logistik Berikat di KIA Ladong, dengan izin penggunaan lahan mencapai 10 Hektar. Pembangunan kawasan tersebut diakui menjadi tanggung jawab CEO Trans Continent, Ismail Rasyid, sebagai putra daerah Aceh. “Kami ingin berkiprah dan bersama membangun Aceh sebagai tanah kelahiran saya,” kata Ismail Rasyid kepada media ini awal Agustus 2019 lalu.*(RED)

Shares: