AGUS Harimurti Yudhoyono atau lebih sering disingkat AHY, sejak beberapa hari ini menapaki perjalanan politiknya ke Aceh untuk pertama kalinya. Dengan dibungkus tema AHY Saweu Aceh, sejumlah kegiatan di helat di sejumlah kampus, ulama, dan tentu saja dengan tokoh masyarakat dan kader Partai Demokrat sendiri.
Ya, sebagai kader Demokrat dan putra biologis Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sosok AHY tidak bisa dilepaskan dari partai berlambang mercy tersebut. Walau dalam beberapa pertanyaan beliau menegaskan, kapasitasnya ke Aceh adalah sebagai Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute.
Nah, lantas apa yang menarik dari kehadiran AHY ke Aceh. Sebab, dari bacaan saya terhadap sejumlah media yang menuliskan secara luas kehadirannya ke Aceh, sama sekali tidak kita temukan gagasan dan visi kebangsaan yang diutarakannya, dalam kapasitasnya sebagai tokoh masa depan, yang diklaim oleh Partai Demokrat.
Justru yang menarik, sosok AHY yang ganteng, berkarakter sebagai pria mapan, bertubuh atletis, dan khas. Diberitakan secara luas dengan antusiasme dan gegap gempita anak anak muda, terutama kaum putri, yang lahir era dekade 90 an, atau yang disebut oleh sosiolog, Karl Mannheim, sebagai generasi milenial atau generasi Y. Itu sebab, pemberitaan mengenai foto foto selfi, wefie dengan sosok AHY yang seolah direbutkan para generasi itu, menjadi hal yang paling banyak dituliskan oleh berbagai media.
Secara politik, sosok AHY yang digambarkan di atas, mampu menyedot dan memantik histeria generasi Y di Aceh.
Yah, mereka generasi Y yang lahir di era perkembangan dunia digital yang begitu pesat, dan lompatan teknologi yang sangat pesat, adalah mereka yang serba berpikir instan, dimanjakan kehadiran berbagai media sosial, sebagai wujud eksistensi para generasi Y. Sebab itu, keinginan mereka, bisa foto bareng, dan mempostingnya ke lini masa atau akun sosial media para generasi tersebut, itukah yang bagi mereka yang dinamakan eksistensi politik.
Generasi Y, pada 5 atau 10 tahun kedepan, akan mengubah lanscape politik Aceh, dan poltiik tanah air. Perubahan teknologi yang kian tak terbendung, harus dilihat sebagai tantangan para politisi kedepan.
Nah, sosok AHY yang digadang-gadang sebagai pemimpin masa depan pada 2025 mendatang, adalah figur yang representasi para generasi Y?
PENULIS : HENDRO SAKY