News

BMKG: Aceh berpotensi diguyur hujan disertai petir

BMKG prediksi Aceh masih berpotensi hujan lebat
Ilustrasi - Sejumlah kendaraan melintas Jalan MH Thamrin saat hujan, Jakarta, Kamis (12/6). FOTO ANTARA/Fanny Octavianus/nz/pri. (ANTARA/FANNY OCTAVIANUS)

POPULARITAS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk waspada potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah di Indonesia pada Senin (20/3/2023).

Dalam sistem peringatan dini cuaca yang dikutip Antara dari laman BMKG, Senin (20/3/2023), BMKG memprakirakan provinsi yang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang yaitu di Aceh.

Selain itu, hujan disertai petir dan angin kencang juga berpotensi terjadi di Bali, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat.

Kemudian, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku, dan Maluku Utara.

Lalu Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sumatra Barat, dan Sumatra Selatan.

Sebelumnya BMKG menyampaikan bahwa sebagian wilayah di Indonesia berpotensi akan mengalami musim kemarau pada April 2023.

“Awal musim kemarau 2023 masuk tidak bersamaan,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Dari total 699 zona musim di Indonesia, sebanyak 119 zona musim atau 17 persen diprediksi akan memasuki musim kemarau pada April 2023, meliputi di Nusa Tenggara, Bali, dan sebagian Jawa Timur.

Ia mengemukakan musim kemarau tahun ini diawali dengan bertiup angin dari arah Benua Australia yang akan dimulai dari wilayah Nusa Tenggara dan Bali pada April 2023.

“Lalu disusul terjadi di wilayah Jawa, kemudian terjadi berkembang hampir di seluruh wilayah Indonesia pada periode Mei hingga Agustus 2023,” katanya

Ia juga menyampaikan bahwa prakiraan musim kemarau berdasarkan hasil pemantauan BMKG yang menunjukkan adanya fenomena La Nina menuju netral pada periode Maret 2023.

Dwikorita mengingatkan kementerian atau lembaga pemerintah, daerah, institusi terkait dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau yang lebih kering.

“Jadi ini perlu diantisipasi dikhawatirkan akan mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan, meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih,” katanya.

Shares: