EkonomiNews

Bulog Aceh : Cadangan Beras di Aceh Cukup Hingga Juni 2018

POPULARITAS.COM – Cadangan beras di Aceh pada Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Aceh mencukupi hingga Juni 2018 mendatang. Meskipun sekarang belum memasuki masa panen, harga di Aceh relatif stabil dan tidak ada lonjakan.

“Kondisi beras dan gabah di Aceh sangat kondusif, harga stabil dan terkendali, apa lagi stok kita mencukupi untuk 6 bulan kedepan,” kata Kepala Bulog Divre Aceh, Basirun, Kamis (18/1/2018) di ruang kerjanya.

Cadangan beras yang ada di gudng Bulog Divre Aceh mencapai 35 ribu ton. Jumlah cadangan itu, 75 persen Bulog beli dari hasil produksi petani lokal di Aceh. Sedangkan 25 persen lagi, beras dari luar Aceh yang dibeli sekitar pertengahan tahun 2017 lalu.

“Sekitar Agustus 2017 lalu pernah kita beli dari luar sekitar 25 persen, karena saat itu beras di Aceh tidak cukup, sedangkan Bulog berkewajiban selalu harus memiliki cadangan,” jelas Basirun.

Menurut Basirun, semua cadangan beras yang dibeli oleh Bulog, tidak hanya pada kilang padi besar, tetapi pihaknya juga langsung menyisir kilang-kilang  skala produksi kecil.  Ini dilakukan sebagai upaya stabilisasi harga dan membantu pengusaha kilang padi yang memiliki modal kecil.

Kata Basirun, tidak ada kekhwatiran di Aceh kekurangan beras. Rakyat Aceh dimata Basirun memiliki keunikan sendiri, kebanyakan yang lebih laku beras premium. Justru berbeda di pulau Jawa atau daerah lainnya, mayoritas masyarakat mengkonsumsi beras medium.

“Konsumsi beras di Aceh termasuk yang berkualitas tinggi, seperti beras Tangse memiliki kualitas bagus, premium,” jelasnya.

Kalau pun ada terjadi kenaikan harga saat musim belum panen, sebut Basirun, itu bukan karena adanya penimbunan. Akan tetapi, pengusaha yang memiliki banyak stok beras harus mengeluarkan biaya lebih untuk pemeliharaan.

“Itu cost pemeliharaan, bisa saja naik harga, bukan karena ada penimbunan, itu murna biaya perawatan gabah selama di tempat penyimpanan,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, Basirun juga menjelaskan tiga tugas pokok Bulo dalam menjaga cadangan dan stabilisasi harga. Pertama Bulog bertugas menjamin ketersediaan beras dalam negeri, minimal enam bulan kedepan. Ini sebagai bentuk menjaga pilar cadangan beras di dalam negeri, khususnya di Aceh.

“Bulog mengutamakan beli beras dalam negeri,” imbuhnya.

Kedua, Bulog juga harus menjamin keterjangkauan beras kepada seluruh lapisan masyarakat, teruma yang berada di bawah garis kemiskinan. Seperti menyalurkan beras kepada masyarakat yang berpendapatan rendah, yaitu program Beras Sejahera (Rastra) dan juga bantuan sosial.

“Rastra itu masyarakat menebus dengan nominal yang sangat murah, sekarang ada bantuan sosial diberikan secara gratis, kita berkewajiban keterjangkuan itu, dibantu oleh pemerintah daerah untuk menyalurkannya,” tegasnya.

Sedangkan ketiga, Bulog juga berkewajiban untuk stabiliasi harga gabah dan beras di pasaran. Bila harga beras mahal di pasaran, maka Bulog melakukan operasi pasar Operasi Beras Cadangan Pemerintah (OBCP). Sehingga harga beras kembali bisa normal dan tidak lagi terjadi lonjakan.

“Penting kita normalisasi agar gabah Aceh tidak keluar dari Aceh,” tutupnya.[acl]

Shares: