HukumNews

Firli Bahuri : Pemberantasan Korupsi mesti didukung kerjasama luar negeri

Upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan sebuah negara, mesti didukung kerjasama luar negeri yang saling menguatkan. Hal tersebut guna menangkap para koruptor, dan sekaligus memaksimalkan pengembalian aset hasil korupsi kepada para negara ASEAN.
Ketua KPK RI Firli Bahuri mewakili Indonesia, saat penandatangan MoU on Coperation for Preventing and Combating Corruption negara ASEAN-PAC di Phnom Phen, Kamboja, Rabu (23/11/2022). FOTO : KPK RI

POPULARITAS.COM – Upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan sebuah negara, mesti didukung kerjasama luar negeri yang saling menguatkan. Hal tersebut guna menangkap para koruptor, dan sekaligus memaksimalkan pengembalian aset hasil korupsi kepada para negara ASEAN.

Hal tersebut disampaikan Ketua KPK RI Firli Bahuri, usai pertemuan pembaharuan nota kesepahaman antikorupsi ASEAN-Parties Againts Curruption (ASEAN-PAC), yang berlangsung di Phnom Phen, Kamboja, Rabu (23/11/2022).

Dalam kesempatan pertemuan, hadir sejumlah pimpinan lembaga antikorupsi yang mewakili negara-negara ASEAN.

Firli sendiri, dalam acara itu mengusung diplomasi ‘brother and sister’ dalam memperkuat pemberantasan korupsi dengan kerjasama luar negeri. Hal tersebut disambut positif oleh 9 ketua/pimpinan yang hadir dalam acara ASEAN – PAC tersebut.

Diplomasi “brother and sister” KPK RI, juga merekatkan hubungan  pimpinan lembaga antikorupsi berlatar belakang polisi di ASEAN — PAC, Phnom Penh, Kamboja. Kepala Corrupt Practices Investigation Bureau Singapura, Denis Tang, Ketua NACC Thailand, Panthep Klanarongran dan Ketua KPK RI, Firli Bahuri. 

“Brother and sister, diusung untuk meyakinkan para delegasi bahwa Indonesia terbuka pada kerjasama pemberantasan korupsi. Akan kami tangkap para tersangka korupsi, dan kami bantu pengembalian asset korupsi yang disimpan dan disembunyikan di Indonesia”, ditegaskan Firli. 

Secara khusus, KPK RI meminta kerjasama luar biasa kepada Singapura dan Thailand, untuk upaya maksimal pemberantasan korupsi diwilayah ASEAN. 

“Saya bicara secara khusus dengan Kepala CPIB dan NaCC, mereka berdua dari kepolisian, agar siapapun yang “kabur” dan menyembunyikan assetnya disana bisa kita kejar”, tutur Firli Bahuri. 

Shares: