POPULARITAS.COM – Gubernur Aceh Nova Iriansyah menerima kunjungan silaturrahmi Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh Tgk H Faisal Ali, di Meuligoe Gubernur Aceh.
Dalam kesempatan tersebut, Nova kembali mengingatkan tiga ancaman yang dapat meruntuhkan benteng Islam, yaitu narkoba, gadget serta kekerasan fisik dan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.
“Secara kuantitatif, harus kita akui peredaran narkoba di Aceh sangat meresahkan, bahkan dari angka-angka yang ada mungkin Aceh adalah yang terbesar angka peredaran narkobanya. Selanjutnya, bahaya penyalahgunaan gadget,” katanya.
Meski banyak sisi positif, ujar Nova, namun jika disalahgunakan gadget justru sangat berbahaya karena dengan alat ini segala hal yang berkaitan dengan pornografi, judi bisa dengan mudah diakses.
Selanjutnya, berbagai kasus kekerasan fisik dan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak juga menjadi poin krusial yang menurut Nova harus menjadi fokus untuk ditanggulangi bersama oleh para pemangku kebijakan di Aceh, karena terungkapnya berbagai kasus kekerasan fisik dan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak ini akan memberi citra buruk Aceh sebagai satu-satunya daerah yang menerapkan syariat Islam di nusantara.
“Islam sedang tidak baik-baik saja di negeri ini. Dan, saya selalu beranggapan bahwa Aceh adalah benteng terakhir perlawanan Islam di negeri ini. Tiga poin yang saya sebutkan tadi membuat saya khawatir, benteng ini justru akan roboh lebih dahulu. Untuk itu, penting bagi kita semua untuk menanggulangi tiga permasalahan tadi,” kata Nova.
Nova menambahkan, fatwa haram terhadap permainan daring Players Unknown Battleground atau PUBG dapat dijadikan pintu masuk untuk menegaskan dan mengingatkan masyarakat bahwa ulama dan umara memberi perhatian besar terhadap bahaya gawai yang dikuasai anak-anak, karena masih banyak juga permainan-permainan daring lain yang juga berbahaya.
Oleh karena itu, Nova mengajak MPU untuk terus mensosialisasikan bahaya tiga hal yang dapat menghancurkan generasi muda Aceh yang Islami selaku penjaga benteng Islam.
Menanggapi hal tersebut, Tgk H Faisal Ali selaku Ketua MPU terpilih menyatakan siap mendukung berbagai kebijakan Pemerintah Aceh yang berkaitan dengan serangan-serangan terhadap Islam.
Dalam pertemuan tersebut, Ulama yang akrab disapa Lem Faisal itu menjelaskan, bahwa MPU Aceh sudah mengukuhkan 47 Anggota MPU pada tanggal 25 April. Hanya ada 1 orang yang berhalangan hadir karena sedang melakukan ibadah Umrah. Terhadap seorang anggota ini, MPU akan melakukan pengukuhan susulan.
Selanjutnya, pada 26 April, MPU melakukan pembahasan Tata Tertib Pemilihan Pimpinan, jelang siang para peserta melakukan pemilihan pimpinan.
“Alhamdulillah semua mekanisme sudah kita lakukan. Jadi, terkait pengukuhan kami berharap Pak Gubernur dapat menyediakan waktu dan mengukuhkan pimpinan. Kami tetap menyesuaikan dengan jadwal Pak Gubernur,” ujar Lem Faisal.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur menyampaikan selamat atas lancarnya rangkaian kegiatan pemilihan pimpinan dan anggota MPU Aceh.
“Yang membuat saya bahagia, MPU bebas dari intervensi. Jadi, ke depan saat saya tidak lagi menjadi Gubernur, dapat menjadi saksi, bahwa tidak ada nuansa politis dan intervensi pada prosesi pemilihan. Terima kasih juga kepada Kepala Sekretariat yang telah menyukseskan kegiatan ini. Kepada Lem Faisal dan seluruh pimpinan MPU, Pemerintah Aceh berkomitmen untuk bekerja sesuai koridor dan tanpa melewati garis dan ketentuan yang berlaku,” ujar Nova menegaskan.
Sebagaimana diketahui, Tgk H Faisal Ali telah terpilih sebagai Ketua MPU Aceh periode 2022-2027. Selain Lem Faisal, juga terpilih Tgk Hasbi Albayuni, Dr Muhibbuthabari dan Dr Tgk M Hatta sebagai Wakil Ketua MPU Aceh.
Pada pertemuan tersebut, Gubernur Aceh turut didampingi oleh Kepala Sekretariat MPU Aceh Murni.