HeadlineKesehatan

Guru Besar UI: Layanan Imunisasi Wajib Dilakukan di Tengah Pandemi

Imunisasi Berhenti, Dokter: Kita akan Menghadapi Outbreak
Siswa MIN 5 Kota Banda Aceh menjalani imunisasi vaksin difteri, di Banda Aceh, Selasa. (Antara)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof.Dr.dr. Sri Rezeki Syaraswati Hadinegoro, Sp.A(K) meminta layananan imunisasi wajib dilakukan selama pandemi Covid-19.

Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) untuk anak tidak dapat menunggu atau ditunda. Jika tidak dilakukan akan berpotensi terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB), terutama terjangkit penyakit menular seperti difteri, polio dan campak.

“Imunisasi wajib dilakukan meskipun di tengah pandemi, karena pemberian imunisasi tidak bisa ditunggu dan ditunda,” kata Prof Sri Rezeki, Rabu (29/4/2020) pada diskusi webinar “Strategi pemberian imunisasi tambahan pada daerah cakupan imunisasi rendah” yang digelar Unicef bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan WHO Indonesia.

Anggota Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini juga mengingatkan kepada petugas, agar mematuhi protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19. Hal yang terpenting adalah komunikasi dengan orang tua anak. Petugas posyandu harus mempertanyakan riwayat perjalanan keluarga anak tersebut, kondisi kesehatan ibu maupun anak.

“Hal yang penting lainnya disarankan pelayanan imunisasi di ruang terbuka, jangan di ruang tertutup,” kara Prof Sri Rezeki.

Menurut Prof Sri Rezeki, Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah anak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap cukup banyak. Situasi ini berdampak munculnya KLB penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti difteri, campak dan polio.

Tantangan secara umum sekarang, sebutnya, pasokan vaksin, manajemen rantai tingin, pemberian layanan serta adanya rumor isu negatif tentang vaksin. Tantangan lainnya adalah kurangnya pengetahuan manfaat imunisasi dan kerugian ekonomi akibat kecacatan atau kematian akibat tidak mendapatkan imunisasi.

Prof Sri Rezeki menyarankan untuk memberikan imunisasi ganda kepada anak, terlebih saat pandemi Covid-19 saat ini. Semua orang, termasuk anak-anak harus memiliki imunitas tubuh yang kuat agar dapat meminimalisir terjadi penularan.

Adapun manfaat imunisasi ganda (multiple immunization, multiple injection), sebut Prof Sri Rezeki dapat melindungi anak secepat mungkin pada saat yang rentan. Pemberian imunisasi secara bersamaan, berarti orang tua dan anak tidak perlu datang berulang kali ke tempat layanan imunisasi, terutama selama pandemi Covid-19 yang mengharuskan tidak banyak berinteraksi langsung.

“Manfaat lain petugas kesehatan mempunya waktu lebih banyak untuk melakukan program kesehatan lainnya,” ucapnya.

Lalu ada yang bertanya, sebutnya, apakah berbagai vaksin yang diberikan kepada bayi menyebabkan sistem imun mengalami overload? Prof Sr Rezeki menjelaskan, hingga sekarang tidak ada bukti dan laporan bahwa vaksin menyebabkan overload pada sistem imun.

“Maka ikutilah jadwal posyandu yang telah ditentukan, penuhi sehera imunisasi pada anak, terlebih saat pendemi sekarang,” pintanya.

Sementara itu Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, drg R Vensya Sitohang, M.Epid mengatakan, pelayanan posyandu di daerah-daerah tetap memperhatikan prinsip pencegahan Covid-19 dan melakukan physical distancing (jaga jarak fisik).

Pemerintah juga sudah mengingatkan, seluruh petugas posyandu saat melayani pemberian imunisasi, saat pandemic Covid-19 sekarang harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Minimal menggunakan masker bedah dan sarung tangan serta penutup muka.

Hal yang terpenting lain, petugas harus membuat jadwal kunjungan orang tua, minta nomor kontak dan nanti akan dihubungi oleh petugas jadwal kunjungannya. Sehingga tidak terjadi penumpukan saat pelayanan imunisasi untuk mencegah penyebaran Covid-19.

“Kuncinya adalah komuniksasi, apakah WhatsApp, telepon, sms dan sebagainya,” kata drg R Vensya Sitohang.

Petugas kesehatan, sebutnya, harus mengingatkan kepada orang tua untuk menggunakan masker dan tidak banyak orang yang mengantar. Cukup datang ibu dan anaknya yang hendak diimunisasi. Sehingga tidak ada keramaian dan penumpukan orang saat layanan posyandu berlangsung.

Sebelum diminta untuk datang ke lokasi posyandu, sebutnya, satu hari sebelum jadwal kunjungan. Petugas kesehatan wajib menghubungi orang tua anak. Selain memberitaukan jadwal, petugas juga bertanya kondisi kesehatan. Apakah ada flue, diare, batuk, demam dan lainnya.

“Bawa anak pada jam yang telah ditentukan. Batasi pengantar, hanya satu anak dan ibu. Jangan gunakan kendaraan umum, jaga jarak juga saat duduk, minimal satu meter saat menunggu,” tukasnya.

Di lokasi poyandu, petugas juga wajib menyediakan fasilitas seperti tempat cuci tangan, hand sanitizer atau lainnya.

drg R Vensya Sitohang mengaku, sekarang pihaknya sedang membuat protokol pelayanan imunisasi selama pandemi Covid-19. Sehingga petugas kesehatan di lapangan ada panduannya.

Tetapi sebelym SOP itu selesai, drg R Vensya Sitohang meminta untuk berpedoman terlebih dahulu dari surat edaran yang telah dikirimkan. Pergunakan pedoman melalui itu terlebih dahulu sebelum SOP selesai dibuat oleh pihak Kemenkes RI.[acl]

Reporter: A.Acal

Shares: