JAKARTA – Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf memaparkan sejumlah prospek kerja sama investasi Aceh di depan pengusaha dan Duta Besar dalam acara Aceh Investment Forum- Trade, Tourism dan Investment di Shangri-La Hotel Jakarta, Kamis (16/11/2017).
Pada kesempatan itu, Irwandi memaparkan empat sektor yang menjadi prioritas investasi di Aceh, yaitu agroindustri, infrastruktur dan energi, pengembangan pariwisata dan pengembangan kawasan.
Sedangkan untuk sektor agroindustri, Aceh memiliki sumber daya alam yang cukup besar, antara lain sawit dan kopi, dimana Aceh merupakan salah satu produsen sawit terbesar di Indonesia.
“Saat ini Aceh memiliki 45 perusahaan CPO, untuk itu kami mengundang saudara untuk membangun hilirisasi industri sawit, karena kita tidak ingin lagi mengekspor CPO, tapi produknya melalui refinery,,” ujar Irwandi.
Kata Irwandi, Aceh juga dikenal sebagai salah satu produsen kopi terbaik dunia, dengan varian robusta dan arabica. Dataran tinggi Gayo merupakan penghasil kopi arabika yang ditanam secara organik oleh petani sehingga tidak merusak lingkungan.
“Tahun 2016 lalu, lebih dari 9.595 ton biji kopi dari Aceh diekspor ke 23 negara, dan sebagian besarnya ke Eropa,” jelasnya.
Dari sektor energi, Aceh ditargetkan dapat menyediakan tenaga listrik berkapasitas 5000 MW. Oleh karena itu pemerintah Aceh mencari investor potensial untuk membangun dan menjalankan pembangkit listrik tenaga air terbarukan dan energi panas bumi yang berlimpah sumbernya.
“Proyek ini juga sejalan dengan kampanye nasional 35.000 MW yang diprakarsai oleh Presiden Jokowi,” tambahnya lagi.
Untuk industri pariwisata, Irwandi menyebutkan Aceh telah mengalami banyak kemajuan, seiring dengan terus meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Aceh setiap tahunnya.
Banda Aceh, Sabang, Simeulue dan dataran tinggi Gayo diakui Irwandi sebagai destinasi wisata yang gencar dipromosikan. Pada akhir tahun ini Aceh juga dipercayakan menjadi tuan rumah sail yang akan diselenggarakan di Sabang mulai tanggal 28 Nopember -5 Desember 2017.
“Pada kesempatan ini kami mengundang investor untuk membangun hotel dan infrastruktur pariwisata pada sejumlah destinasi potensial tersebut,” sebutnya.
Irwandi mengakui untuk meningkatkan layanan investasi, pemerintah Aceh juga telah membentuk Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu di seluruh Aceh. Hal itu dilakukan untuk memperkuat kelembagaan penanaman modal, sehingga layanan investasi diseluruh Aceh memiliki standar yang sama.
Selain itu Pemerintah Aceh juga telah membentuk tim task force untuk membantu mengatasi hambatan pelayanan investasi. Tim ini kata Irwandi untuk memastikan keterlibatan pusat/provinsi/kabupaten untuk memfasilitasi penanaman modal dan menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi pengusaha.
“Berbagai kemudahan juga kami tawarkan untuk meningkatkan iklim investasi di Aceh, termasuk perizinan online. Dengan sistem ini calon investor hanya butuh waktu tiga jam untuk mengurus perizinan,” ungkapnya.
Irwandi juga kembali meyakinkan semua pihak bahwa Aceh adalah tempat yang aman dan nyaman bagi investor domestik dan internasional untuk melakukan bisnis.
Selain itu Aceh juga tempat yang nyaman dikunjungi wisatawan. Oleh karena itu Irwandi meminta kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI agar berkenan supaya pelaksanaan regional investment forum tahun 2018 dilaksanakan di Aceh.[acl/rilis]