News

Pemerintah Aceh Disarankan Bentuk Dana Abadi Gampong

Makmur Budiman

BANDA ACEH (popularitas.com) – Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Banda Aceh, Makmur Budiman, menyarankan Pemerintah Aceh untuk membentuk dana abadi gampong. Dalam pembentukannya, pemerintah nantinya dapat berkolaborasi dengan komponen perguruan tinggi, pihak pemerintahan, unsur swasta, dan juga pihak perbankan.

“Di Aceh ini kan ada banyak perusahaan. Jadi tidak mesti sepenuhnya pakai uang pemerintah, sebab itu sektor perbankan harus diikutsertakan,” kata Makmur Budiman kepada popularitas.com, Jumat, 12 April 2019.

Dia mengatakan dana abadi gampong bertujuan untuk membentuk kemandirian desa. Selain itu, dana abadi gampong juga diharapkan dapat membangun perekonomian desa berdasarkan potensi dan keunggulan yang dimilikinya.

Sebagai contoh, sebut Makmur, dengan adanya dana abadi tersebut, setiap gampong dapat membangun sistem pertanian, perkebunan, dan sektor lainnya.

“Misalkan gampong tersebut potensi unggulannya durian, dengan dana itu, masyarakat dapat membangun kebun durian, begitu juga desa lain yang punya kopi dan nilam,” tuturnya.

Sehingga dengan keberadaan dana abadi gampong itu, maka potensi unggulan tiap desa yang ada dapat dikembangkan, dan ini akan menghasilkan banyak komoditi.

Dilanjutkannya, sejarah mencatat, pada era kejayaan, provinsi ini memiliki 23 jenis komoditas unggulan yang teknologi pertaniannya belum berkembang seperti saat ini. Namun, saat ini, Aceh hanya punya 7 komoditi unggulan, dan kesemua justru terjadi saat sistem dan teknologi pertanian semakin maju dan berkembang.

Untuk mengembangkan pola tersebut, kata Makmur, maka langkah penting yang harus dilakukan adalah memberikan pendidikan dan training kepada kelompok tani yang ada di tiap gampong. Selain itu, juga dapat mengirimkan mereka ke negara yang telah berhasil mempraktekkan pemanfaatan komoditi pertanian dan industri agro berbasis UMKM.

Pemerintah Aceh, menurutnya, seharusnya tidak mengirimkan para dosen dan mahasiswa magister serta program doktoral saja ke luar negeri dengan beasiswa. Namun, perlu juga memberikan biaya training dan juga pendidikan bagi petani ke berbagai negara lain.

“Sehingga, ketika konsep dana abadi ini digulirkan, sudah ada kelompok tani yang dapat mengoptimalkannya sebab sudah belajar dari luar negeri,” sebutnya.(SKY)

Shares: