EdukasiNews

Peselancar Adu Kemampuan Taklukkan Ombak di Pantai Matanurung Simeulue

Gulungan ombak di Kepulauan Simeulue Aceh terbukti memikat banyak turis mancanegara. Satu per satu peselancar menjajal ombak di Pantai Matanurung, Kecamatan Teupah Tengah, Kabupaten Simeulue.
Peselancar cilik Afiz. ©2017 Merdeka.com

SIMEULUE – Gulungan ombak di Kepulauan Simeulue Aceh terbukti memikat banyak turis mancanegara. Satu per satu peselancar menjajal ombak di Pantai Matanurung, Kecamatan Teupah Tengah, Kabupaten Simeulue.

Banyak peselancar mancanegara dan lokal terpikat untuk menantang ombak yang tingginya bisa mencapai lima meter. Meskipun ada tantangan hamparan karang di bibir pantai, panitia pun selalu mengingatkan agar waspada jangan sampai tergores dengan karang.

Para peselancar terus berjibaku menaklukkan lokasi ombak terbaik di Simeulue. Hingga menambah daya pikat peselancar mancanegara untuk menjajalnya, demikian juga tak kalah seru peselancar lokal yang memikat penonton di bibir pantai.

Sebut saja misalnya Afiz, pada babak penyelisihan menjadi primadona penonton. Bahkan pembawa acara berkali-kali memuji peselancar lokal Simeulue yang masih berusia 11 tahun.

Dia berhasil memperlihatkan kemampuannya dalam menaklukkan ombak. Bahkan beberapa kali bisa berakselarasi sembari memperlihatkan keahliannya berselancar menaklukkan ombak.

Rambo, peselancar lokal Simeulue juga menjadi pesaing berat. Aksunya juga berhasil membuat penonton terpukau. Pada babak penyisihan ini bahkan menjadi pesaing berat Hafiz. Hafiz dan Rambo sama-sama melaju ke babak berikutnya pada kompetisi Aceh International Surfing Championship (AISC) 2017 di Simeulue.

AISC 2017 yang berlangsung di Pantai Matanurung, Simeulue berlangsung sejak tanggal 26-28 Oktober 2017. Acara internasional ini telah menambah daya tarik wisatawan mancanegara dan lokal untuk berkunjung ke Simeulue.

Surfing (selancar) adalah olahraga yang paling diminati para wisatawan dunia hingga mencapai 75 persen. Potensi ombak yang dimiliki Aceh begitu indah dan eksotis. Telah memantik ratusan ribu orang bahkan lebih pertahunnya datang ke Aceh.

Kepulauan Semeulu terletak 150 km dari lepas pantai barat Aceh. Kabupaten tersebut terdiri dari pulau Simeulue dan ada 56 pulau-pulau kecil.

Selain memiliki panaroma yang indah, dan memiliki ombak bagus untuk surfing, Pulau Simeulue juga masih menyimpan beberapa potensi alam lain, di antaranya lobster yang memiliki ukuran besar.

Tak hanya itu, AISC 2017 ini juga diikuti oleh peselancar yang masuk 100 besar dunia, yaitu Rio Waida asal Jepang, juara pertama surfing tingkat Asia di Pacitan, Jawa Timur.

Selain itu, ikut juga dimeriahkan oleh peselancar terkenal nasional, Putra Hermawan dan juga Pepen Hendrik. Mereka ikut menjajal ombak di Simeulue bersama lima peselancar internasional bersama 33 peselancar lokal dan nasional.

“Ombak di sini bagus, meskipun pagi ombak masih kecil, semoga nanti waktu sama tanding ombak besar,” kata Rio Waida di Simeulue, Rabu (26/10).

Menurutnya, peselancar lokal di Simeulue memiliki keahlian di atas rata-rata. Tak mudah untuk dikalahkan, apa lagi mereka selalu latihan di pantai yang hendak berkompetisi sekarang.

“Tapi saya akan tampil yang terbaik nanti, meskipun peselancar lokal bagus-bagus,” jelasnya.

Sedangkan peselancar lokal yang mendapat nilai bagus pada babak penyisihan, Afiz berusaha untuk bisa yang terbaik dan keluar sebagai juara pertama.

“Saya siap kalahkan Rio Waida di sini,” ucap peselancar cilik yang memiliki nama panjang Rafiadin. [merdeka/acl]

Shares: