POPULARITAS.COM – Tak salah jika Subulussalam diberi julukan kota 1001 air terjun. Dinas teknis terkait telah mencatat sebanyak 40 air terjun di daerah tersebut dan telah menjadi destinasi wisata favorit. Nah, kali ini kita bahas salah satunya, yakni air terjun soraya. Keunikan air terjun ini, tingginya 40 meter dan jatuhnya air ke dari celah-celah tebing tinggi menyerupai tirai.
Menuju lokasi air terjun soraya, dibutuhkan perjuangan yang luar biasa. Nah, justru disitulah sensasinya. Keberadaan air terjun ini di area hutan lindung kawasan konservasi Leuser. Karnanya, mencapai tempat ini perlu perjalanan sedikit melelahkan.
Air terjun Soraya terletak di Desa Pasir Belo, Sultan Daulat, Subulussalam, provinsi Aceh. Untuk mencapai tempat ini, butuh waktu 12 jam perjalanan dari Banda Aceh. Para pengunjung harus melewati rute sejauh 570 kilometer. Jarak itu, hanya sampai di pusat kota itu.
Nah, untuk menuju titik lokasi air terjun, kita masih harus melanjutkan perjalanan menggunakan perahu nelayan, menyusuri sungai berair deras dan lebar dengan waktu tempuh 3 jam.
Menyusuri Sungai Lae Soraya, tentu memberi pengalaman yang berbeda pula. Sebab, sungai tersebut satu dari beberapa sungai terpanjang di Aceh. Bentangannya melewati Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Singkil, dan Kota Subulussalam hingga wilayah Sumatera Utara.
Waktu tempuh tiga jam perjalan menyusuri sungai, pengunjung akan tiba di dermaga kecil. Nah, perjalanan belum selesai, untuk mencapai titik lokasi air terjuan soraya, harus jalan kaki 15 menit dari tempat pemberhentian perahu tadi.
Sungguh satu perjalan yang melelahkan. Tapi, 16 jam waktu tempuh, lewati darat dan sungai, tuntas terbayarkan dengan suguhan pemandangan alam air terjun Soraya. Berada ditengah hutan tropis, hawa sejuk dan suara-suara air jatuh ke batu-batu besar, melahirkan irama yang indah.
Nah, di kawasan ini juga terdapat banyak spesies tanaman anggrek. Karna itu, tempat ini dibangun pusat penelitian oleh pemerintah Aceh.
Keberadaan pusat riset itu, untuk meneliti keanekaragaman hayati yang menyatu dalam satu kawasan ekosistem Leuser.
Keindahan Soraya tidak hanya terlihat pada air terjunnya, namun juga pada flora yang mengelilinginya. Di balik air terjun, terdapat berbagai anggrek batu yang tumbuh subur. Saat musim mekarnya tiba, pemandangan ini semakin menambah pesona alam yang luar biasa.
Selain sebagai destinasi wisata alam, kawasan ini juga memiliki nilai ilmiah yang tinggi. Stasiun Riset Soraya yang terletak dekat dengan air terjun menjadi tempat penelitian bagi para peneliti lokal maupun internasional.
Beragam spesies flora dan fauna yang unik, termasuk serangga dan tumbuhan langka, menarik perhatian para peneliti yang ingin menggali lebih dalam tentang keanekaragaman hayati di kawasan Leuser.
Feri Sandria S., Manager Stasiun Riset Soraya, mengungkapkan bahwa banyak peneliti yang datang untuk mempelajari kawasan ini. “Banyak peneliti yang berkunjung ke Soraya, baik peneliti lokal maupun mancanegara,” ujarnya.
Salah satu peserta trip, Risnayanti, mengungkapkan betapa menariknya pengalaman field trip ke stasiun penelitian ini. “Selain memperoleh pemahaman tentang hutan dan konservasinya, bonusnya adalah bisa menikmati keindahan alam dan air terjun yang menawan,” katanya.
Ia menambahkan bahwa perjalanan ini memberikan pengalaman yang berharga, ibarat pepatah, “Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.”
Air Terjun Soraya bukan hanya sekadar tempat untuk menikmati keindahan alam, namun juga merupakan bagian dari kawasan konservasi yang sangat penting. Di sekitar kawasan ini, masih banyak air terjun lainnya yang juga tak kalah mempesona, seperti Air Terjun Ruam dan Air Terjun Ranto Panjang.
Lebih mengesankan lagi, jika beruntung, kita dapat melihat orangutan, spesies kunci yang mendiami hutan sekitar air terjun ini. Dengan segala pesona alam dan keanekaragaman hayati yang dimilikinya, Air Terjun Soraya dan sekitarnya menjadi salah satu tempat yang layak untuk dilestarikan, tidak hanya untuk dinikmati, tetapi juga untuk dijaga sebagai bagian dari warisan alam dunia.