News

Seberapa Penting Konsentrat pada Pakan?

Seberapa Penting Konsentrat pada Pakan?
Kondisi sapi yang dipelihara di UPTD Inseminasi Buatan Inkubator (IBI) Saree, Kabupaten Aceh Besar, Jumat, 5 Juni 2020. (Fadhil/popularitas.com)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Kepala Dinas Peternakan Aceh, drh Rahmandi menjelaskan, konsentrat pada pakan sebenarnya tidak terlalu penting. Hal ini bisa dibuktikan dengan proses penggemukan sapi yang dilakukan masyarakat umum di pedesaan. Meski pakan tak dicampur konsentrat, sapi tetap bergizi dan tak kurus.

“Sebenarnya, kalau di masyarakat bahkan tidak ada yang menggunakan konsentrat. Cuma ini kalau menurut kami masih kurang maksimal kalau pemberian penghijauan ke ternaknya. Ini mungkin yang perlu pengawasan kami dari dinas dan UPTD,” kata Rahmandi.

Oleh karena itu, ujar Rahmandi, sembari menunggu tender konsentrat, ia bersama pihak UPTD akan memaksimalkan pakan hijau-hijauan untuk ratusan sapi tersebut. Dua bulan ke depan, ia yakin ratusan sapi itu akan normal kembali.

“Mungkin dalam dua bulan ini setiap hari harus kami awasi turun kemari melihat pemberian pakan. (Karena kalau pemberian pakan secara baik) tidak akan kurus seperti ini,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, ratusan sapi milik Dinas Peternakan Aceh yang dipelihara di UPTD Inseminasi Buatan Inkubator (IBI) Saree, Kabupaten Aceh Besar diduga kurang gizi. Sapi yang berada di peternakan itu tampak kurus. Meskipun ada juga beberapa sapi yang terlihat gemuk.

Popularitas.com pada Jumat, 5 Juni 2020 berkesempatan mengunjungi langsung ke lokasi peternakan sapi tersebut. Menemukan fakta ada 480 ekor sapi di sana, nyaris separuhnya dalam kondisi kurus dan memprihatinkan. Tulang rusuk sapi yang terbalut kulit pun terlihat jelas di lokasi peternakan.

Kondisi memprihatinkan itu mendapat respon beragam dari publik. Seperti yang dilakukan Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA). Pihaknya mendesak Kejati Aceh untuk mengusut potensi korupsi terhadap pengelolaan sapi di UPTD IBI Saree tersebut.

“Karena dengan kondisi pengecekan lapangan, pengelolaan sapi tersebut sudah dalam kondisi gagal sehingga siapapun mereka wajib mempertangungjawabkan perbuatan mereka dan apabila ada pihak “melindungi” maka patut diduga terlibat dalam kejahatan dalam pengelolaan tersebut,” kata Koordinator MaTA, Alfian dalam keterangannya pada Popularitas.com, Minggu, (7/6/2020).

Kata Alfian, MaTA sendiri tidak dapat mentolerir atas perbuatan tersebut karena sudah merugikan keuangan dan rakyat Aceh. Berdasarkan penelusuran MaTA, patut diduga terjadinya potensi pidana korupsi.

“Fakta lapangan menunjukkan kondisi saat ini, sapi dengan jumlah 400 ekor dalam kondisi kurus dan tanpa makanan seperti tidak terurus secara benar,” sebut Alfian. [acl]

Reporter: Muhammad Fadhil

Shares: