Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh

Temaram Senja di Pantai Mon Singet di Aceh Besar

POPULARITAS.COM – Semilir angin menjatuhkan buah-buah pepohonan cemara. Buahnya berbentuk bola dan berwarna coklat, ratusan pohon cemara tumbuh ditempat itu. Terdapat alur sungai yang luas dan dangkal yang berada di kawasan yang sama. Lokasi ini kerap disebut warga Mon Singet.

Ya, Mon Singet merupakan nama dusun yang berada di Gampong Kajhu, Baitussalam, Aceh Besar. Secara geografis kawasan ini persis berada di kawasan Pantai Lamcalok. Tapi, terdapat alur besar yang memisahkan Mon Singet dan pantai. Nah, ditempat inilah, warga sekitar menjadikan tempat wisata. Beberapa warga juga kerap ketempat ini untuk memancing atau membawa anak-anak bermain.

Alur luas dengan aliran air tenang dan dangkal, membuat kawasan ini sangat cocok untuk membawa keluarga dan anak-anak. Sebagai salah satu objek wisata lokal, dihari libur tempat ini ramai dikunjungi warga sekitar dan juga masyarakat Banda Aceh. Kawasan asri, sejuk dan nyaman. Cocok dijadikan alternatif liburan diakhir pekan.

Kawasan ini sempat porak-poranda dihatam tsunami. Terletak dibibir pantai, Mon Singet hancur dihumbalang gelombang raksasa pada 26 Desember 2004 silam. Namun, sejak direhabilitasi kembali, hunian masyarakat pun dibangun dan Mon Singet kembali dibuka sebagai objek wisata lokal.

Namun begitu, kawasan ini belum populer dikenal luas masyarakat. Selain kurangnya promosi, fasilitas penunjang juga tidak ada, seperti seperti dan kamar mandi. Belum tertatanya tempat ini, membuat Mon Singet tak seramai tempat wisata lainnya.

Nah, ditempat ini, terdapat satu bangunan atau semacam homestay yang bernama Pondok Cemara. Kontruksinya dibuat semi panggung dan persis menghadap ke barat. Jadi, jika memilih berkunjung ke lokasi ini dan menginap, bonus utamanya bisa menikmati sunset sembari bersantai dan ngopi.

Mencapai lokasi ini tidak sulit, hanya berjarak kurang lebih 30 kilometer dari pusat kota Banda Aceh, dan 12 menit perjalanan ke arah Pelabuhan Malahayati, melewati masjid besar Gampong Kajhu, terpaut 150 meter terdapat lorong masuk sebelah kiri. Jika telah memasuki jalan itu, anda tinggal bertanya kepada warga yang ditemui tentang lokasi wisata Mon Singet, dan dipastikan senyuman warga akan menunjuk arah tujuan.

Hesti Meilini, pemilik Pondok Cemara menerangkan, pada hari-hari libur, Mon Singet ramai dikunjungi warga. Di tempat ini juga kerap diadakan gathering dan juga aktivitas mahasiswa. Namun, selama ini kawasan ini belum ditata dengan baik, seperti fasilitas kamar mandi dan sumur untuk pengunjung yang belum tersedia.

“Lokasinya sangat bagus. Sejuk karna banyak pohon cemara, pantainya juga indah apalagi jika saat matahari tenggelam,” ujarnya.

Dia menyebutkan, perlu penataan dari pemerintah untuk mengubah lokasi ini jadi lebih menarik. Terutama penyediaan fasilitas publik dan juga promosi. Hesti juga menerangkan bahwa, Pondok Cemara yang Ia kelola juga kerap digunakan wisatawan domestik untuk menginap. “Menginap disini murah suasananya juga santai. Sangat cocok membawa keluarga sembari menikmati keindahan Mon Singet,” sebutnya.

Sejarak dari pepohonan cemara, kita bisa melihat kapal-kapal nelayan hilir mudik mencari ikan. Beberapa burung bangau hingga ditepian pantai. Anak-anak bermain bola dan berlari-larian. Sesekali tampak kapal fery yang membawa penumpang dari Banda Aceh ke Sabang.

Kumandang Azan magrib terdengar dari mushola gampong setempat. Sejumlah warga yang semula bermain-main dan mandi di pantai itu pun kemudian pulang. Suasana masih terang, larik berkas sinar matahari masih hangat. Tampak nelayan menyandarkan kapal-kapalnya.

Aliran air Mon Singet tetap tenang, setenang hati siapa saja yang datang ketempat ini.

Shares: