HeadlineNews

Ulama Aceh minta tak ributkan jumlah rakaat sholat tarawih

Ulama Aceh Ustad Masrul Aidi, minta masyarakat untuk tidak meributkan polemik terkait dengan jumlah rakat sholat tarawih.
Ulama Aceh minta tak ributkan jumlah rakaat sholat tarawih
Ustadz Masrul Aidi, Lc FOTO: cakradunia.co

POPULARITAS.COM – Ulama Aceh Ustad Masrul Aidi, minta masyarakat untuk tidak meributkan polemik terkait dengan jumlah rakat sholat tarawih.

Hal tersebut disampaikan Ustad Masrul Aidi, dikutip dari laman Antara, Rabu (29/3/2022). Dikatakannya, saat ini banyak masjid di Aceh terjebak dengan persoalan ibadah tarawih.

Polemik berupa jumlah rakaat sholat tarawih, sama sekali tidak ada urjensinya dengan pelaksanaan sholat sunat itu sendiri.

Dia juga menegaskan, sholat tarawih hukumnya sunat, dan tidak berdosa, dan juga jika tidak dilaksanakan tidak berdosa, serta tak membatalkan ibada puasa. “Namun, jika dikerjakan pahalanya berlipat ganda,” ujarnya.

Namun begitu, kata Ustadz Masrul Aidi, masalah shalat tarawih kini menimbulkan beragam polemik di masyarakat. Ada masyarakat yang melaksanakan delapan rakaat, ada juga yang lebih. Anehnya, ada oknum masyarakat memaksa shalat tarawih lebih dari delapan rakaat.

Selain itu, kata Ustadz Masrul Aidi, ada juga kebijakan pemerintah daerah menutup tempat usaha masyarakat ketika shalat tarawih. Padahal, masyarakat yang berusaha tersebut termasuk ibadah, mencari rezeki untuk keluarganya.

“Semua persoalan itu tidak ada urgensinya dengan pelaksanaan shalat tarawih. Shalat tarawih itu shalat malam yang bisa dilaksanakan kapan pun sepanjang malam,” kata Ustadz Masrul Aidi.

Selain persoalan yang tidak penting tersebut, Ustadz Masrul Aidi juga melihat pelaksanaan shalat tarawih terlalu mepet dengan waktu berbuka puasa. Padahal, shalat tarawih tersebut dilaksanakan ketika seseorang sudah memiliki waktu istirahat yang cukup.

“Bayangkan, jarak berbuka dengan shalat isya kurang satu jam. Kemudian dilanjutkan dengan shalat tarawih. Kapan mau istirahat. Padahal sebelumnya, kita sudah lelah dalam beraktivitas, termasuk  berpuasa,” kata Ustadz Masrul Aidi.

Oleh karena itu, Ustadz Masrul Aidi menyarankan shalat isya yang kemudian dilanjutkan dengan shalat tarawih dilaksanakan di atas jam sembilan malam, sehingga masyarakat bisa beristirahat terlebih dahulu sebelum beribadah melaksanakan shalat sunat tersebut.

“Lebih ideal lagi, shalat tarawih tersebut dilaksanakan setelah tidur karena sudah beristirahat dengan cukup. Dan shalat tarawih ini juga tidak harus dilaksanakan setelah shalat isya,” kata Ustadz Masrul Aidi.

 

Editor : Hendro Saky

 

Shares: