POPULARITAS.COM – Makam salah seorang pahlawan nasional Indonesia yang berasal Aceh yakni Teuku Umar, berada di kawasan Gampong Mugo Rayeuk, Kecamatan Panton Reu, Aceh Barat.
Makam ini kerap dikunjungi masyarakat lokal maupun luar, karena memang menjadi salah satu situs sekaligus destinasi wisata sejarah yang bisa dikunjungi untuk mengetahui nilai historisnya yang tinggi.
Ya, Aceh Barat memang merupakan salah satu wilayah di Bumi Serambi Mekkah, julukan Aceh, yang punya banyak potensi wisata, mulai dari sejarah, alam, bahkan hingga kuliner serta adat dan budayanya.
Untuk menuju ke lokasi, anda perlu menempuh jarak sekitar 42 kilometer dari kota Meulaboh tepatnya ke Jalan Geumpang-Tutut, yang akan memakan waktu sekitar satu jam dengan kendaraan.
Namun jangan khawatir, jalan ini mudah dilalui karena beraspal. Tiba di lokasi, nantinya anda akan melihat gerbang besar yang bertuliskan “Makam Pahlawan Nasional Teuku Umar Johan Pahlawan”.
Ini adalah gerbang yang menuju ke arah makam sang pahlawan. Dari sini anda harus masuk ke dalam hingga nantinya bertemu lokasi parkir yang memang telah dibangun pemerintah setempat sejak beberapa waktu lalu.
Usai parkir, kita masih harus berjalan kaki sekitar 5 hingga 10 menit hingga menemukan tempat peristirahatan Teuku Umar yang berada di atas bukit, yang terlindungi sebuah bangunan seperti pondok dan banyak pepohonan.
Menurut kabar yang beredar, dulunya makam Teuku Umar sering berpindah-pindah atau dipindahkan. Hal tersebut dilakukan agar Belanda yang sangat geram dengan Teuku Umar tak dapat menemukan makamnya.
Saat gugur, diketahui makam Teuku Umar berada di Gampong Reudep, Kecamatan Ranto Panyang. Lalu makamnya dipindahkan ke Pasi Meugat yang dikuburkan berdampingan dengan makam sang ibu.
Beberapa bulan kemudian, jenazah Teuku Umar dipindahkan ke Gunung Glee Meulinteung di Gampong Mugo, hingga akhirnya dipindahkan ke tempat yang sekarang di kawasan Gunung Glee Rayeuk Tameh.
“Teuku Umar salah satu pahlawan yang dikenal karena taktik perjuangannya, dulu dianggap membelot padahal menyamar untuk tahu kelemahan Belanda,” ujar Randi (33), warga asal Banda Aceh yang sudah menetap lama di Aceh Barat selama ini.
“Setidaknya pernah satu kali berkunjung ke situ (makam Teuku Umar), kita hormati beliau sebagai pahlawan atas sejarah perjuangannya dahulu,” kata pegawai salah satu instansi di Aceh Barat tersebut.
Sebagi bentuk penghormatan, pemerintah juga mengadakan upacara sekaligus ziarah di makam Teuku Umar mengenang syahidnya. Tak hanya itu, ada sejumlah dana yang digelontorkan untuk merevitalisasi akses ke makam itu.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal yang juga ikut dalam kegiatan itu mengajak semua pihak untuk sama-sama merawat salah satu destinasi wisata yang bersejarah tinggi tersebut.
“Saya berharap kepada para budayawan, pegiat wisata dan sejarah hingga kepada seluruh masyarakat khususnya di Aceh Barat agar terus menjaga kelestariannya,” ucap Almuniza beberapa waktu lalu.
Menurut dia, Aceh Barat memang memiliki banyak potensi wisata yang dapat menarik minat para wisatawan. Dari catatan Disbudpar Aceh tahun 2022, terdapat 26 cagar budaya dan total objek wisata sebanyak 35 spot di Aceh Barat.
“Banyak potensi yang bisa digarap, banyak atraksi (budaya dan pariwisata) yang bisa dibuat dan dimaksimalkan agar wisatawan datang. Ayo berwisata di salah satu cagar budaya unggulan di Aceh Barat ini,” ajaknya.
Sejarah Singkat Teuku Umar
Teuku Umar salah satu pahlawan nasional yang dikenal dengan strategi gerilyanya melawan penjajah Belanda. Statusnya sebagai pahlawan dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden No. 087/TK/1973 tanggal 6 November 1973.
Menurut penelusuran popularitas.com, Teuku Umar lahir di Meulaboh dan wafat pada tahun 1899, saat ia bersama pasukan Aceh berperang melawan Belanda. Teuku Umar gugur tertembak di medan perang.
Teuku Umar sempat dianggap membelot dari Aceh karena tiba-tiba berpihak kepada Belanda. Padahal, hal itu dilakukan sebagai taktik perang agar memperoleh kepercayaan Belanda sekaligus mengumpulkan informasi lawan.
Di satu waktu, Teuku Umar merebut 800 pucuk senjata milik Belanda bersama 25.000 butir peluru, 500 kilogram mesiu, serta uang tunai senilai 18.000 dollar dan kembali ke para pejuang Aceh dan memimpin perang.
Pihak Belanda yang merasa telah dikhianati oleh Teuku Umar pun sangat murka, hingga akhirnya menyatakan serangan sekaligus memburu Teuku Umar yang dicap sebagai pengkhianat kala itu.
Belanda melakukan serangan dadakan ke wilayah Meulaboh yang membuat pasukan Teuku Umar pun terkepung. Di situlah timah panas Belanda menembus dada sang pahlawan hingga gugur syahid di medan perang.
Kini nama Teuku Umar diabadikan sebagai nama jalan di sejumlah daerah di tanah air. Salah satu kapal perang TNI AL dinamakan KRI Teuku Umar (385). Selain itu, Universitas Teuku Umar di Meulaboh diberi nama berdasarkan namanya.