EkonomiNews

Aceh Tanam Padi Tiga Kali Setahun di Daerah Potensial

Ilustrasi, seorang petani Aceh Utara sedang melakukan aktifitas bertani di sawahnya. (Rizkita/Popularitas.com).

POPULARITAS.COM – Pemerintah Aceh melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) melakukan indeks pertanaman komoditas padi sebanyak tiga kali dalam setahun dengan menyasar daerah-daerah potensial, dalam upaya meningkatkan produksi padi.

“Program IP-300 ini telah memberi dampak ekonomi yang sangat besar kepada petani, dimana pendapatan petani terus meningkat karena bisa memanen hasil tiga kali setahun,” kata Gubernur Aceh Nova Iriansyah seperti dilansir laman Antara, Sabtu (25/9/2021).

Hal itu disampaikan Nova dalam sambutan yang dibacakan Kepala Distanbun Aceh Cut Huzaimah dalam Focus Group Discussion (FGD) Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala bertema ‘Peu Haba (apa kabar) Pertanian Aceh’ dalam peringatan Hari Tani Nasional 2021.

Program IP-300 tersebut digagas sejak 2019, dengan menyasar kawasan yang potensial dalam rangka meningkatkan indeks pertanaman dan meningkatkan produksi padi di Tanah Rencong.

Sebelumnya, indeks pertanaman di bumi Serambi Mekkah itu sebanyak dua kali dalam setahun, namun kini ditingkatkan menjadi tiga kali sehingga memberi dampak ekonomi yang sangat besar pagi masyarakat tani.

“Tentu tersedia irigasi teknis, penggunaan full mekanisasi mulai dari pengolahan tanah, penanaman sampai dengan pemanenan,” katanya.

Untuk 2021, pemerintah melaksanakan program IP-300 tersebut di lima kabupaten yakni Kabupaten Pidie seluas 600 hektare, Pidie Jaya 600 hektare, Aceh Utara 1.000 hektare, Aceh Timur 1.000 hektare, dan Aceh Barat Daya 600 hektare.

Di samping itu, Pemerintah Aceh juga tengah melakukan gerakan peningkatan produktivitas lahan sawah pra tanam (Geupeuaman), dalam upaya peningkatan produktivitas lahan.

Program itu merupakan suatu inovasi memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia seperti jerami atau bahan organik yang murah dan mudah diperoleh dengan cara menambahkan bahan pembenah tanah organik pada saat olah tanah sebelum dilakukan penanaman untuk pertanian berkelanjutan.

Upaya tersebut dilakukan dalam rangka memperbaiki kesuburan tanah akibat exploitasi yang terus menerus dengan menggunakan pupuk kimia, sehingga tanah menjadi rusak.

“Tahun 2021 merupakan awal pelaksanaan program gerakan ini yaitu dilakukan di Kecamatan Mutiara Timur, Kabupaten Pidie pada lahan sawah seluas 200 hektare,” katanya.

Diharapkan melalui program tersebut, petani dapat meningkatkan efisiensi waktu dan biaya produksi serta merubah perilakunya dari penggunaan pupuk anorganik beralih ke pemanfaatan sumber daya alam yang ramah lingkungan.

“Dengan program Gepeuaman diyakini petani mampu meningkatkan produksi padi sekaligus meningkatkan pendapatannya, karena aman hara, aman produksi dan aman lingkungan,” kata Nova.

Shares: