News

Aminullah Jadikan UMKM Tulang Punggung Perekonomian Banda Aceh

Aminullah Jadikan UMKM Tulang Punggung Perekonomian Banda Aceh
Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman

BANDA ACEH (popularitas.com) – Pandemi Covid-19 telah berdampak di berbagai sektor. Dampak yang paling dirasakan melemahnya sektor ekonomi bisnis. Terutama dampak yang sangat dirasakan pelaku ekonomi mikro atau sering disebut Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman mengatakan, sejak dilantik dia sudah fokus mengembangkan sektor bisnis UMKM. Saat itu dia langsung langsung membuat gebrakan di bidang ekonomi dengan mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Mahirah Muamalah.

Lembaga tersebut didirikannya setelah melihat fenomena rentenir yang mengakar d Banda Aceh dan terus memberikan efek ketergantungan kepada pengusaha kecil.

“Praktik riba yang jelas-jelas bertentangan dengan syariat seakan membunuh perlahan sendi-sendi perekonomian di kota ini,” kata Aminullah Usman, Minggu (26/7/2020) melalui siaran pers.

Menurut wali kota, lembaga ini dikelola oleh tenaga profesional dengan tujuan utama untuk membuka akses permodalan seluas-luasnya bagi UMKM. “Tujuan lainnya, memberangus praktik riba yang banyak menjerat pengusaha kecil di Banda Aceh,” katanya.

Mantan Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aceh (kini Bank Aceh Syariah) selama dua periode ini, paham betul jika UMKM dapat diandalkan menjadi tulang punggung perekonomian kota.

Hanya saja, UMKM sulit berkembang saat itu akibat terkendala akses permodalan. “Untuk mendapatkan modal usaha mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 5 juta tentu tak ter-cover oleh perbankan,” ungkap Aminullah.

Pada 27 April 2018, ia meresmikan operasional PT Mahirah Muamalah Syariah (MMS). Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang berbentuk Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda) tersebut bergerak dengan modal awal Rp 2,5 miliar.

“Alhamdulillah, kurang dari waktu tiga tahun, MMS berkembang pesat dan UMKM pun menjelma menjadi solusi ampuh perekonomian Banda Aceh,” ungkapnya lagi.

Ia merincikan, per 30 Juni 2020, MMS telah mampu menggaet nasabah sebanyak 6.000 orang lebih. “Pembiayaan yang sudah dikucurkan sekira Rp 15 miliar bagi 2.000-an pengusaha kecil, termasuk pedagang asongan dan nyak-nyak penjual sayur di kaki lima,” ucapnya.

Sementara itu, MMS sukses menghimpun dana dari pihak ketiga sebesar Rp 25 miliar. “Kemudian aset juga sudah menyentuh angka Rp 35 miliar. MMS pun mulai meraup laba positif sebesar Rp 326 juta,” beber Aminullah.

Pada saat yang bersamaan, UMKM tumbuh subur di Banda Aceh. Per Mei 2020, jumlahnya mencapai 12.970 unit. “Sebagai perbandingan, pada 2018 jumlah UMKM tercatat 10.994 unit dan 2019 sebanyak 12.012 unit usaha,” katanya.

“Ditunjang kinerja MMS pula, kita mampu menurunkan persentase ketergantungan pengusaha kecil kepada rentenir dari 80 persen menjadi 14 persen saja.”

Di luar MMS, Pemko Banda Aceh juga terus menggenjot pemberdayaan UMKM melalui dinas, lembaga, dan badan terkait. “Mulai dari pelatihan skill, pemberian peralatan/perlengkapan kerja, modal usaha bagi pegiat UMKM, hingga pencanangan 1.000 event dalam setahun,” ujarnya.

Di tengah pandemi Covid-19 sekalipun, Aminullah tak mengesampingkan peran vital UMKM dalam menggerakkan roda perekonomian kota. Ia mengambil langkah cepat agar UMKM dapat bertahan.

“Salah satunya dengan penyaluran dana Rp 1 miliar bagi UMKM lokal untuk memproduksi masker kain yang kemudian kita bagi-bagikan gratis kepada masyarakat,” jelasnya.

Pandemi Covid-19 telah melemahkan geliat UMKM di Banda Aceh. Untuk mengantisipasinya, Pemko Banda Aceh menambil langkah mempermudah keluasaan UMKM dapat bergerak. Termasuk membantu akses modal agar pelaku usaha dapat bangkit meski sedang pandemi.

“Bagaimanapun caranya, pelaku usaha mikro ini harus tetap hidup dan berkembang. Pandemi Covid-19 tidak harus membuat kita menyerah, karena UMKM ini akan menjadi penyelamat ekonomi Banda Aceh,” kata Aminullah

Katanya, tidak sekedar mendorong lewat kebijakan-kebijakan, UMKM di Banda Aceh juga diberi akses mendapatkan modal usaha. Pelaku usaha UMKM dipermudah untuk dapat mengakses modal usaha melalui Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang diberi nama Mahirah Muamalah Syariah (MMS).

Aminumllah mengklaim, saat pandemi melanda, UMKM di Banda Aceh justru merasakan kondisi yang berbeda dari daerah lainnya. Pelaku usaha mikro mendapat kucuran dana hingga miliaran.

Pun begitu, dengan segala kemudahan yang telah diberikan. UMKM di Banda Aceh juga harus berkontribusi dalam mencegah penyebaran Covid-19. Wali Kota selalu mengingatkan agar mereka tetap menjalankan protokol kesehatan.

“Kita terus beri ruang gerak bagi pelaku usaha mikro, mereka harus tetap produktif. Tapi kita ingatkan jangan pernah abai dengan protokol kesehatan. Mereka harus melindungi para pekerjanya dan ikut menyosialisasikan kepada warga lainnya poin-poin dari protokol kesehatan. Tetap jaga jarak, sering cuci tangan dengan sabun, selalu memakai masker dan menghindari kerumunan,” pinta Aminullah. [acl]

Shares: