News

Ariel Henry mundur dari jabatannya sebagai PM Haiti

Ariel Henry mundur dari jabatannya sebagai PM Haiti
Arsip - Warga Haiti bentrok dengan tentara PBB saat mengikuti aksi protes di Port-au-Prince, ibu kota Haiti, pada 8 Desember 2010. (ANTARA/Xinhua/pri.)

POPULARITAS.COM – PM Haiti Ariel Henry dinyatakan mundur dari jabatannya. Langkah itu diambil menyusul kondisi negara di Karibia itu yang masih dalam keadaan darurat akibat perang dan kerusuhan antar kelompok.

Presiden Guyana, Irfaan Ali yang memimpin perundingan internasional di Jamaica mengatakan bahwa, pihaknya telah mengakui pengunduran diri Ariel Henry. Nantinya, akand ibentuk dewan presiden transisi untuk menujuk perdana menteri sementara.

“Kami sudah mengakui pengunduran diri Ariel Henry, nanti akan ada proses pembentukan dewan presiden transisi,” kata Irfaan Ali, Selasa (12/3/2024) dikutip dari laman Antara.

Perundingan itu, yang digelar Konferensi Kepala Pemerintahan Komunitas Karibia (CARICOM) dan melibatkan para pemangku kepentingan di Haiti, bertujuan mempercepat transisi politik di negara tersebut, yang dikuasai geng-geng bersenjata setelah presidennya dibunuh hampir dua tahun lalu.

Dewan presidensial transisi akan terdiri dari tujuh anggota yang mewakili berbagai gerakan Haiti dengan hak untuk memilih dan dua pengamat tanpa hak memilih, menurut deklarasi yang dirancang para perwakilan dari Haiti, negara-negara anggota Komunitas Karibia, Amerika Serikat, Kanada, Prancis, dan Brazil.

Dewan itu akan menjalankan sejumlah kewenangan presiden untuk sementara dan bertindak berdasarkan suara mayoritas.

Pada 29 Februari, geng-geng bersenjata mulai melakukan penembakan di Port-au-Prince dan bandara internasional di ibu kota Haiti itu ketika Henry berkunjung ke luar negeri.

Saat itu, Henry sedang berada di Kenya guna membahas kesepakatan pengerahan tentara asing ke negaranya untuk memerangi kejahatan terorganisir.

Geng-geng tersebut mengatakan tujuan mereka adalah mencegah Henry kembali ke Haiti.

Sekelompok geng bersenjata menyerbu penjara terbesar di Haiti dan membebaskan ribuan tahanan yang belum terkonfirmasi jumlahnya.

Sejak itu, pemerintah Haiti mengumumkan keadaan darurat dan jam malam di Port-au-Prince.

Haiti telah lama terperosok ke dalam krisis sosial dan politik sejak Presiden Jovenel Moise dibunuh pada 7 Juli 2021.

Negara itu mencatat peningkatan aktivitas kelompok kriminal yang belum pernah terjadi sebelumnya, sementara situasi kemanusiaan memburuk akibat sejumlah bencana alam.

Shares: