News

BKSDA Aceh diminta serius tangani konflik satwa liar

Kawanan gajah rusak kebun dan sawah warga di Pidie
Arsip Foto - Gajah liar memasuki perkebunan kopi warga KM 37 Jabal Antara, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Aceh, Ahad (3/7/2022). (ANTARA FOTO/Rahmad)

POPULARITAS.COM – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Jaya Muslem D meminta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh untuk lebih serius menangani konflik satwa dengan manusia di kabupaten setempat.

“Kita sangat berharap pihak BKSDA serius menangani kasus konflik satwa liar dengan manusia di Aceh Jaya yang kerap dilaporkan beberapa bulan terakhir ini,” kata dia, dikutip dari laman Antara, Senin (6/3/2023).

Menurut Muslem, konflik satwa dan manusia akhir-akhir ini kerap terjadi di Aceh Jaya terutama di wilayah Kecamatan Pasie Raya, Panga, Krueng Sabee Jaya dan Indra Jaya.

Bahkan, hingga hari ini dirinya telah menerima banyak keluhan masyarakat terkait gangguan satwa liar seperti gajah tersebut, karena itu persoalan ini harus dianggap urgen dan segera ditangani.

“Sudah puluhan laporan masuk kepada kami selaku wakil rakyat dan puluhan hektare tanaman pertanian maupun perkebunan yang telah diobrak-abrik kawanan gajah, dan ada juga laporan terkait satwa harimau sumatera yang kerap memangsa ternak masyarakat baru-baru ini,” ujarnya.

Dirinya menambahkan, selain konflik gajah, di Aceh Jaya juga ada kemunculan buaya di lokasi wisata seperti Pantai Sayeung Desa Gampong Baro Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya, masalah ini juga belum teratasi.

“Konflik satwa liar yaitu gajah, harimau dan buaya ini harus mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Aceh Jaya maupun BKSDA sebagai leading sector tentunya,” kata Muslem D.

Sementara itu, Kepala PLG BKSDA Aceh Andi Aswinsyah menyatakan bahwa pihaknya kekurangan personel dalam menangani konflik satwa liar di Kabupaten Aceh Jaya yang kerap terjadi dalam satu bulan terakhir ini.

“Laporan terkait gajah liar di Aceh Jaya sudah masuk kepada kita, namun kita sedang mengatur personel untuk ke sana, karena kita kekurangan personel, sebagian dari kita sudah ke Teunom untuk menghalau konflik gajah liar di sana menggunakan gajah jinak kita,” kata Andi.

Meski demikian, BKSDA akan terus berusaha menangani secepat mungkin konflik gajah liar berdasarkan hasil laporan masyarakat yang terjadi di khususnya di Aceh Jaya tersebut.

Shares: