News

BKSDA Aceh Diminta Terbuka Soal Kematian Satwa

Pidie, Kabupaten Paling Tinggi Konflik Gajah
Seekor gajah liar meli8ntas di savana Bukit Payalah, Desa Karang Ampar-Bergang, Aceh Tengah, Rabu (3/11/2020). Menurut keterangan warga setempat, di Desa Karang Ampar-Bergang gajah liar kerap memasuki perkebunan warga untuk mencari makan.

POPULARITAS.COM – Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh meminta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh untuk terbuka terhadap informasi kematian Gajah Sumatra, di Provinsi Aceh.

Menurut FJL selama ini informasi kematian gajah disampaikan setengah-tengah. Padahal keterbukaan informasi dapat menjadi bahan diskusi parapihak untuk mencari solusi terhadap upaya perlindungan satwa.

Kepala Departemen Advokasi dan Monitoring FJL Aceh, Munandar Syamsuddin mengatakan kasus kematian gajah terbaru terjadi di CRU Trumon, Aceh Selatan. Gajah jinak jenis kelamin betina, bernama Intan, mati beberapa hari lalu.

“Kami mendesak BKSDA Aceh membuka ke publik secara terang benderang apa penyebab kematian gajah Intan,” kata Munandar dalam keterangannya, Sabtu (3/7/2021).

Munandar menambahkan selama ini BKSDA Aceh jarang membuka ke publik apa penyebab kematian gajah. Misalnya kematian gajah jinak Ollo, di CRU Sampoiniet, tidak dijelaskan secara detail penyebab kematian.

“Kalau BKSDA Aceh tidak membuka semua informasi penyebab kematian, jangan-jangan ada hal yang ingin ditutupi,” ujar Munandar.

Munandar menyarankan setiap ada kematian satwa lindung sebaiknya digelar konferensi pers agar jurnalis bisa mengkonfirmasi dan menggali informasi lebih dalam. Jika hanya mengeluarkan siaran pers tidak ada komunikasi dua arah.

Shares: