News

Cara Mahasiswa Minang Belajar Kepemimpinan Sultan Malikussaleh

Dima bumi dipijak di sinan langik dijunjuang”. Begitulah pepatah orang Minang dalam mensosialisasi diri pada sebuah daerah di mana mereka tinggal. Pepatah itu bermakna, mengikuti adat istiadat dan mempelajari sejarah sebuah daerah yang ditempati.

Ihwal turun temurun itu pula sehingga para mahasiswa asal Padang, Sumatera Barat yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Minang (Imami) Lhokseumawe berziarah ke Makam Sultan Malikussaleh di Gampong Beuringen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara pada Selasa 23 April 2019.

Seiring sejarah yang mereka ketahui, ada banyak ilmu dapat dipetik dari sosok raja pertama dari Kerajaan Samudra Pasai yang benama lengkap Masyhur Sultan Malikussaleh tersebut. Bukan hanya soal ketegasan selama memimpin Pasai dari tahun 1285-1297, tetapi juga dari sisi kejujurannya.

Raja bernama asli Meurah Silu yang kemudian diberi gelar menjadi Malik Al Saleh pada awal memimpin kerajaan Islam pertama di Indonesia, dikenal berakhlak baik, jujur dan menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam menjalankan pemerintahannya.

Hal itu kemudian menjadi salah satu alasan mahasiswa asal Minang di Lhokseumawe tersebut berziarah ke makam Sultan Malikussaleh.

“Sebanyak 50 orang anggota IMAMI turut serta berziarah dan mendapatkan cerita tentang sejarah Sultan Malikussaleh dari penjaga makam. Banyak hal dan informasi baru yang kami dapatkan dari kunjungan ini,” kata Zamzami, Ketua Bidang Pemberdayaan Anggota IMAMI dalam siaran persnya Rabu, 24 April 2019.

Dia menambahkan, ziarah ke makam Sultan Malikussaleh merupakan salah satu program utama dari bidang yang ia pimpin. Kegiatan ini, katanya, sesuai dengan istilah Minang “Dima bumi dipijak, di sinan langik dijunjuang”.

Maka dari itu, tambahnya, mahasiswa Minang yang kuliah di Lhokseumawe khususnya di Universitas Malikussaleh, harus mengetahui tentang sejarah Sultan Malikussaleh dan dapat meneladani sifat-sifat kepahlawanan yang dimilikinya.

“Mempelajari dan maneladani sifat-sifat kepahlawanan Sultan Malikussaleh ini sangat penting bagi generasi muda agar tidak mudah menyerah dalam kehidupan,” demikian timpal Ketua IMAMI Lhokseumawe, Teguh Zikri Setiawan. (RIL/JAP)

Shares: