News

Cerita Warga Cut Mamplam, 8 Tahun Sewa Alat Untuk Bertani

Warga Cut Mamplam menunjukkan traktor bantuan dari anggota DPR RI. (ist)

POPULARITAS.COM – Delapan tahun harus menyewa fasilitas untuk oprasional sawah, kini Kelompok Tani atau Kapoktan Bungong Pade, Desa Cut Mamplam, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, terima satu unit traktor roda empat dari anggota DPR RI Komisi IV, T.A Khalid.

“Berkat bantuan ini kami tidak harus lagi menyewa alat kebutuhan petani dari wilayah lain, sudah delapan tahun kami sewa sekarang tidak harus kami sewa-sewa lagi,” kata ketua Kelompok Bungong Padee Gampong Cut Mamplam, Anwar Saputra, Senin (24/8/2020).

Anwar menyebutkan, tak hanya itu bantuan lain juga akan menyusul untuk diserahkan ke petani yakni, satu unit pompa air, cultivator, rice transplanter, hand sprayer dan combine hervester berukuran sedang.

Selain mengurangi beban para petani harus menyewa alat untuk oprasional pertanian ke wilayah lain, bantuan ini juga mengaktifkan aktifitas para pemuda setempat ditengah pandemi Covid-19 ini.

Mengingat lahan tani di desa itu mayoritas tanah kering, maka sangat sulit sekali apabila bertani hanya menggunakan alat manual.

“Ukuran satu rante kami harus bayar upah kerja serta sewa alatnya senilai Rp 50 ribu, itu hanya sekali putaran saja, kadang sebagian lahan sampai dua atau tiga kali putaran, apabila musim panen petani kembali menyewa alat untuk merontokan padi menjadi gabah dengan bayaran upah dari hasil panen,” jelasnya.

Katanya, sudah pulahan tahun di desa tersebut tak lagi bertani karena tak memiliki aliran irigasi di wilayah itu. Namun masyarakat mengaktifkan kembali untuk kemajuan perekonomian petani, yang sudah berjalan delapan tahun terakhir ini sudah meskipun hanya mengharapkan air hujan dan sumur bor.

Kesulitan lainya saat ini dan belum terkabul, kata dia adalah petani wilayah ini belum teraliri aliran irigasi, selama ini petani hanya mengharapkan air hujan dan sumur bor.

“Meski airnya tak mencukupi namun sedikit membantu untuk mengaliri air kesawah warga, sebelumnya sudah kita ajukan untuk mengeruk waduk Lhok Moun Puteh dan dan dibuatkan sumur bor air mancur agar bisa aktif 24 jam ke pemerintah kota namun katanya anggarannya tak mencukupi, maka kita ajukan ke pemerintah pusat namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda apakah di realisasikan atau tidak,” katanya.

Editor: dani

Reporter : Rizkita

Shares: