News

DKP Aceh rekrut produk olahan ikan UMKM untuk pencegahan stunting

DKP Aceh manfaatkan produk olahan ikan UMKM untuk pencegahan stunting
DKP Aceh manfaatkan produk olahan ikan UMKM untuk pencegahan stunting. FOTO: Ist

POPULARITAS.COM – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh membeli produk olahan ikan laut milik pelaku UMKM binaan untuk kemudian dibagikan kepada masyarakat lewat program gerakan masyarakat makan ikan (Gemarikan) sebagai upaya pencegahan stunting di Aceh.

“Produknya kita beli dari UMKM binaan DKP Aceh dari dana APBN, lalu kita bagikan kepada masyarakat lewat program Gemarikan,” kata Kepala DKP Aceh, Aliman melalui Kasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan DKP Aceh Fitriani, di Banda Aceh, Kamis (24/6/2022).

Fitriani menyampaikan, produk olahan ikan yang dibeli baik dari rumah ikan higienis maupun pada pelaku UMKM binaan tersebut dibagikan secara gratis kepada masyarakat di daerah yang masuk fokus intervensi penurunan stunting.

“Kita serahkan berbagai macam jenis produk olahan ikan yang sudah dipaketkan kepada ibu hamil dan anak stunting,” ujarnya.

Sejauh ini, kata Fitriani, DKP Aceh sudah memberikan sekitar 350 paket produk olahan ikan kepada ibu hamil dan anak stunting di tujuh kabupaten/kota yang masuk dalam fokus intervensi penurunan stunting.

Tujuh daerah tersebut Kota Langsa, Banda Aceh, Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Pidie Jaya, dan Aceh Barat.

“Daerah fokus intervensi penurunan stunting di Aceh sebenarnya ada 10, tetapi yang tersentuh baru tujuh kabupaten/kota. Sedangkan untuk tiga daerah lagi yaitu Aceh Singkil, Aceh Jaya dan Sabang belum,” katanya.

Karena masih ada tiga daerah lagi, tambah Fitriani, maka ke depan pihaknya akan melihat kembali daerah dengan tingkat konsumsi ikannya rendah untuk kemudian diberikan produk ikan tersebut.

Dirinya berharap ke depannya juga ada bantuan anggaran dari APBA atau APBK untuk membantu pelaksanaan gerakan masyarakat konsumsi ikan tersebut, sehingga stunting ini benar-benar dapat dicegah.

“Nantinya kita lihat lagi daerah mana saja yang perlu diprioritaskan, dan kira akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Aceh, DPMG kabupaten/kota dan kader posyandu untuk kemudian dibantu,” demikian Fitriani.

Shares: