POPULARITAS.COM – FIFA dengan suara bulan, menetapkan Arab Saudi sebagai tuan rumah perhelatan Piala Dunia 2034. Keputusan lembaga itu menyusul salah satu rival yang juga inginkan jadi penyelenggara, yakni Australia, memilih undur diri.
Presiden FIFA Gianni Ifantino lewat akun instagramnya, Rabu (1/10/2023) mengatakan, selama tiga edisi, lima benua dan sepuluh negara terlibat gelar pertandingan piala dunia.
Hal tersebut membuat sepak bola benar-benar global. Sementara saat ini kita hidup dalam dunia yang makin terpecah, agresif. Nah, kita ngin sekali perlihatkan bahwa sepak bola bersatu untuk semua itu.
Kontroversi seputar hak asasi manusia telah menjadi sorotan utama dalam penunjukan Arab Saudi sebagai tuan rumah. Negara ini telah banyak dikritik karena pelanggaran hak asasi manusia, termasuk eksekusi massal, penyalahgunaan hak perempuan, dan pembatasan kebebasan berbicara.
Pegiat hak asasi manusia menyebutnya sebagai “sportswashing,” yaitu upaya untuk memperbaiki citra internasional dengan menggelar acara olahraga besar. Hal ini dapat terlihat dari langkah Arab Saudi menyelenggarakan kegiatan olahraga sekelas Formula 1, golf, dan tinju, serta tuan rumah Piala Dunia Antarklub pada tahun 2022.
Liga Premier Arab Saudi kini juga menjadi rumah bagi bintang-bintang sepak bola dunia sekelas Cristiano Ronaldo, Neymar, hingga Karim Benzema.
“Didorong oleh hasrat besar untuk permainan sepak bola oleh bangsa muda kami, Federasi Sepak Bola Arab Saudi sepenuhnya berkomitmen untuk memenuhi dan melampaui persyaratan penawaran tuan rumah Piala Dunia 2034. Menjadi tuan rumah akan memberikan undangan terbuka kepada dunia untuk merasakan budaya sepak bola Arab Saudi yang kaya,” kata Presiden Federasi Sepak Bola Arab Saudi, Yasser Al Misehal.
FIFA telah mengumumkan bahwa proses penawaran dan evaluasi akan menjadi fokus selanjutnya, dengan keputusan akhir diharapkan akan diambil dalam kongres FIFA pada akhir 2024. Piala Dunia 2034 kemungkinan akan diadakan pada musim dingin untuk menghindari suhu yang sangat panas di musim panas, dengan pembaruan infrastruktur yang sudah ada menjadi fokus untuk membuatnya lebih ramah lingkungan.
Editor : Hendro Saky
