News

Ground Breaking Museum Rasulullah Ditarget Akhir Bulan Ini

Kubah masjid terlihat dari dalam

JAKARTA (popularitas.com) – Peletakan batu pertama pembangunan Museum Rasulullah SAW di kawasan Ancol Jakarta Utara ditargetkan pada akhir bulan ini.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruquthni, Kamis, 6 Februari 2020.

“Dari pihak pendana diharapkan Insya Allah pada akhir Februari ini sudah mulai pembangunannya. Untuk ground breaking-nya ya sekitar 1.000 meter persegi,” kata dia.

Museum tersebut, jelas Imam, didesain dengan bentuk bangunan tinggi yang terdiri dari dua atau tiga lantai. “(Museum ini) tidak memerlukan gedung yang tinggi sekali kan, jadi paling cuma dua lantai, atau paling tinggi ya mungkin tiga lantai,” paparnya.

Imam mengatakan, pelaksana dan arsitek bangunan Museum Rasulullah SAW telah disiapkan. “Sudah siap. Kemarin juga ikut melihat. Sedangkan Pak Syafruddin (Waketum DMI) juga sedang rapat di Saudi, untuk membicarakan pembangunan Museum itu,” jelasnya.

Proses pembangunan Museum itu, ungkap Imam, akan memakan waktu tidak lebih dari satu tahun. “Saya kira tidak sampai setahun. Paling setengah tahun, dengan perancangan arus lalu-lintas di sekitar lokasi, dan perparkiran yang tertata rapi,” paparnya.

Lokasi pembangunan Museum Rasulullah SAW akan dipindahkan ke kawasan Ancol, Jakarta Utara. Sebelumnya Museum tersebut direncanakan dibangun di kawasan Universitas Islam Internasional Indonesia di Depok, Jawa Barat. “Nanti akses untuk ke Museumnya barengan dengan Dufan (Dunia Fantasi) Ancol itu,” katanya.

Imam menjelaskan, alasan lokasi pembangunan Museum itu dipindahkan karena ketersediaan lahan di kawasan Ancol lebih siap. Di kawasan ini juga telah tersedia beragam fasilitas publik sehingga akan memudahkan pengunjung yang datang.

“Jadi bisa one stop visit di situ, jadi lebih enak. Nanti tinggal join manajemennya, atau join fasilitasnya. Sekarang kan hanya Taman Impian Jaya Ancol, nanti itu akan ada Museum (Rasulullah SAW),” ucapnya.

Pengalihan lokasi ini, lanjut Imam, bukan karena kurangnya ketersediaan lahan di kawasan kampus UIII Depok. Lahan kampus tersebut bahkan tergolong luas, tetapi, di sebagian luas lahan masih menjadi tempat bermukim warga. Sehingga akan memakan waktu lebih lama karena ada proses pembebasan lahan.

“Yang di Depok itu luas. Hanya saja, ada orang-orang yang masih bermukim di situ, kan ini perlu proses pembebasan lahan yang lama (waktunya). Ya jadi (kami) ini enggak mau (menjadi) ramai lah. Maka yang di Depok itu jadi proses tersendiri, yang nanti ada UIII,” ujarnya.

Sumber: republika

Shares: