News

Hasilkan Listrik 88 MW, PLTA Peusangan Mulai Berproduksi 2023

Cina mulai bangun PLTA di Gayo Lues
Ilustrasi, proses pembangunan PLTA Peusangan di Desa Remeson, Kecamatan Sili Nara, Kabupaten Aceh Tengah, Selasa (6/4/2021) sore. (Muhammad Fadhil/popularitas.com)

POPULARITAS.COM – PT PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Aceh menyebutkan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan 1 dan 2 akan mulai beroperasi pada 2023 mendatang. Pembangkit ini akan memproduksi energi listrik sebesar 88 megawatt.

“Targetnya untuk power house kedua selesai tahun 2022, power house kesatu bisa 2023 insyaAllah kalau tidak ada halangan lagi, secara teknis akan seperti itu,” kata General Manager PLN UIW Aceh, Abdul Mukhlis, Rabu (7/4/2021).

Abdul Mukhlis menyatakan hal tersebut usai melakukan kunjungan ke PLTA Peusangan yang berada di Desa Remeson, Kecamatan Silih Nara, Kabupaten Aceh Tengah pada Selasa (6/4/2021) sore.

Kunjungan itu juga melibatkan puluhan jurnalis dari berbagai media di Aceh. Dalam kunjungan itu, pihak PLTA menjelaskan proses pembangunan proyek yang memiliki terowongan di kedalaman 150 meter dari permukaan tanah itu.

“Kita sudah melihat dan berjalan sepanjang 1 kilometer di dalam terowongan ini dan di kedalaman 150 meter dari permukaan tanah,” sebut Mukhlis.

Ia mengungkapkan, jika PLTA Peusangan beroperasi, maka listrik di Aceh akan semakin hebat. Listrik ini juga tak tertutup kemungkinan bisa dipasok ke daerah-daerah lainnya di luar Aceh.

“Kita total bisa menjadi hampir 500 megawatt nanti untuk Aceh ini dengan ada tambahan ini 2023, nanti kita harapkan ekonomi terus tumbuh, sehingga permintaan listrik juga akan meningkat,” katanya.

“Jadi di Sumatera ini kita sudah ada sistem inter koneksi dari Lampung sampai Aceh. Jadi nanti listrik itu kita masukkan ke gardu induk, itu bisa dipakai kemana aja, kita salurkan sampai ke gardu Ulee Kareng, Sigli, Lhokseumawe dan segala macam, bisa kemana saja, tergantung kebutuhan,” tambah Mukhlis.

Mukhlis menambahkan, pembangunan PLTA tersebut memakan biaya cukup besar, yakni memcapai angka triliun. Namun, biaya operasional pembangkit ini cukup murah dibandingkan pembangkit lainnya.

“Biaya operasional murah sekali, kita mengandalkan air, tidak perlu batu bara dan segala macam. Hanya investasi untuk pembangunan yang mahal dan itu butuh waktu,” papar Mukhlis.

Editor: dani

Shares: