EditorialHeadline

HIV/AIDS tebar ancaman di Koetaradja

HIV/AIDS tebar ancaman di Koetaradja
Ilustrasi. FOTO : U-report

POPULARITAS.COM – Kasus HIV/AIDS pertama kali ditemukan di Kota Banda Aceh 2008. Saat itu, terdeteksi 2 penderita terinfeksi virus mematikan tersebut. Kini, berdasarkan data dinas kesehatan setempat, jumlahnya sudah mencapai 186 kasus.

Kurun waktu 14 tahun, terhitung 2008-2022 terdapat penambahan 184 penderita HIV/AIDS di Banda Aceh sejak kasus itu pertama kali ditemukan tahun 2008, atau dengan kata lain, rata-rata terdapat 13,1 kasus setiap tahunnya.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh drg Supriyadi menyebut, dari data jumlah penderita HIV/AIDS tersebut, 90 persen merupakan kaum adam, dan sebagian besar diantaranya bukan warga daerah ini.

Dari jumlah itu, kasus terbanyak ditemui pada faktor resiko laki-laki seks laki (LSL) dengan 74 kasus, homoseksual 18, gay 2, biseksual 2, pekerja seks 10, ujarnya kemudian.

Tentu saja, meningkatnya paparan penderita HIV/AIDS di Banda Aceh harus jadi perhatian kita bersama. Sebagai daerah yang menjalankan syariat islam dari sendi kehidupan, tentu hal ini sangat mencoreng wajah syariat di negeri ini.

Dapat kita pastikan, jumlah kasusnya yang sebenarnya jauh lebih besar, sebab kebanyakan infeksi kasus HIV/AIDS seperti fenomena gunung es, lebih banyak masyarakat yang tidak mau melapor karna berbagai alasan, seperti aib keluarga, malu dan lain sebagainya.

Pemerintah Kota Banda Aceh tentu harus melahirkan kebijakan-kebijakan yang solutif, dan terus melakukan tracing guna pencegahan, dan sekaligus mengisolasi kasus penularan semakin meluas.

Selain aspek kuratif atau pengobatan, penyelenggaran upaya preventif atau pencegahan, dan promotif atau sosialiasi terhadap bahaya HIV/AIDS harus terus dilakukan.

Pemerintah harus libatkan semua pihak, tokoh agama, pekerja sosial, aktivis LSM, dan juga pihak-pihak lain yang selama ini konsentrasi pada isu HIV/AIDS di Kota Banda Aceh. Ini tugas kita bersama, guna mencegah kasus ini meledak, dan menimbulkan masalah kesehatan yang besar di daerah ini kedepannya. (***EDITORIAL)

Shares: