News

Isi materi di UTU Meulaboh, Bustami bicara terkait kearifan lokal

Isi materi di UTU Meulaboh, Bustami bicara terkait kearifan lokal
Bustami Abubakar, Dosen Prodi SKI UIN Ar-Raniry isi materi seminar di UTU Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Kamis (13/10/2022). Foto: Ist

POPULARITAS.COM – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kajian Hukum, Adat dan Budaya Universitas Teuku Umar Meulaboh menyelenggarakan seminar dengan mengusung tema “Tantangan dan Harapan Pelaksanaan Kearifan Lokal di Era New Normal”, Kamis (13/10/2022) di Aula Utama GKT kampus setempat.

Seminar tersebut menghadirkan dua narasumber masing-masing, Wali Kota Sabang Periode 2007-2012, Munawar Liza Zainal dan Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Bustami Abubakar.

Dalam pemaparan materinya tentang Kearifan Lokal: Antara Harapan dan Tantangan, Dosen Prodi SKI FAH UIN Ar-Raniry Banda Aceh ini menjelaskan bahwa kearifan lokal merupakan gagasan-gagasan lokal yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai yang tertanam dan diikuti oleh warga masyarakatnya.

“Dalam konsep antropologi, kearifan lokal dikenal pula sebagai pengetahuan setempat (indigenous/local knowledge), atau kecerdasan setempat (local genius), atau kebijaksanaan setempat (local wisdom) yang menjadi dasar identitas kebudayaan (cultural identity),” kata Ketua Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI) Pengda Aceh.

Lebih lanjut, Bustami menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor pendorong atau harapan kearifan lokal masih bertahan sampai saat ini.

Pertama, wacana global tentang kegagalan pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Kedua, merosotnya kualitas lingkungan alam akibat kepunahan pengetahuan yang menjadi basis adaptasi berbagai komunitas lokal.

Selanjutnya, romantisme budaya dan kebutuhan akan jati dirinya di tengah arus globalisasi. Kemudian, terjadi perubahan iklim yang tidak menguntungkan bagi manusia dan terakhir tumbuh kesadaran akan dampak buruk modernitas dan globalisasi.

“Saat ini kearifan lokal dianggap tidak relevan, tidak rasional, dan tidak memiliki kekuatan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan produktivitas dalam dunia modern,” kata Bustami.

Shares: